SOLOPOS.COM - Ilustrasi kejahatan keuangan via siber. (freepik)

Solopos.com, JOGJA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan saat ini indeks literasi keuangan di Indonesia masih di bawah 50 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai 85 persen.

Menurut Deputi Direktur Akses Keuangan, Rose Dian Sundari, inklusi keuangan yang tinggi tapi  literasi rendah akan mengakibatkan banyaknya pengaduan di sektor keuangan. 

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Jika literasi keuangan rendah dapat berakibat pada tingginya tingkat pengaduan di sektor jasa keuangan, penggunaan produk keuangan yang tidak sesuai, pengelolaan keuangan yang tidak optimal, dan banyaknya masyarakat yang terjebak investasi ilegal,” ucapnya dalam acara OJK Journalist Class Angkatan 6 di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Senin (26/6/2023).

Ia menambahkan, inklusi yang tinggi dengan literasi yang rendah membuat masyarakat terjebak dalam berbagai masalah keuangan. Rose mengatakan, perbandingan tersebut menunjukkan masyarakat belum memahami sepenuhnya produk jasa keuangan

“Dibandingkan dengan indeks literasi keuangan yang lebih rendah daripada inklusi, hal ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang telah menggunakan produk jasa keuangan namun belum mengerti sepenuhnya mengenai produk yang digunakan atau dimiliki,” tambahnya.

Rose menambahkan, saat ini OJK menargetkan ada peningkatan inklusi keuangan yang seimbang dengan literasi keuangan. Namun, ia menjelaskan banyak tantangan yang dihadapi oleh OJK untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.

“Terdapat tantangan yang dihadapi seiring perjuangan dalam mewujudkan keuangan inklusif, diantaranya kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan, gap literasi dan inklusi keuangan wilayah desa dan kota, akses internet yang belum merata di seluruh Indonesia. Selain itu, akses jasa keuangan formal masih sulit di beberapa wilayah, demografi penduduk Indonesia yang sangat beragam, dan tingkat pendidikan dan perekonomian masing-masing wilayah Indonesia yang berbeda-beda,” tegasnya.

Ia melanjutkan, dengan meningkatnya inklusi dan literasi keuangan, akan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia.

“Setiap penigkatan satu persen dari indeks literasi dan inklusi keuangan, akan meningkatkan IPM sebesar 0,16 persen,” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya