SOLOPOS.COM - Kepala OJK Surakarta, Eko Yunianto, saat diwawancara wartawan seusai kegiatan pengundian hadiah PT BPR BKK Boyolali di Gedung Cendana, Rabu (16/11/2022). Ia meminta masyarakat waspada terhadap investasi bodong. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, SUKOHARJO — Masyarakat perlu meningkatkan literasi digital serta kesadaran akan pentingnya melindungi data pribadi. Hal ini agar masyarakat tidak mudah menjadi korban penipuan yang kini menggunakan modus yang kini lebih canggih.

Hal ini disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Eko Yunianto, di Sukoharo, Senin (6/2/2023). Perkembangan teknologi mendorong pergeseran konsep perbankan dari traditional bank ke future bank. Saat ini banyak bermunculan financial technology (fintech) yang diharapkan bisa menghadirkan proses transaksi keuangan lebih praktis, aman dan modern.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Di sisi lain, transformasi digital perbankan juga membuka celah adanya tindak penipuan yang menyasar orang-orang yang belum sepenuhnya mendapatkan literasi digital memadai.

“Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap segala modus online terbaru seperti halnya melalui file aplikasi [APK]. Baik dalam bentuk penipuan undangan pernikahan dalam bentuk APK maupun oleh pihak yang mengaku kurir paket yang tengah marak terjadi saat ini,” kata Kepala OJK Solo, Eko Yunianto.

Masyarakat perlu senantiasa meningkatkan pengamanan dan perlindungan terhadap data pribadi. Masyarakat juga jangan memberikan izin akses apa pun pada sumber yang tidak terpercaya.

Meskipun marak penipuan berbasis teknologi, namun di sisi lain dia menyebut teknologi digital akan merubah cara operasional perbankan. Hal itu dapat dilakukan dengan adanya potensi penurunan biaya dan peningkatan pengalaman pelanggan.

Pergeseran konsep dari traditional bank ke future bank, kata Eko, senantiasa mendorong perbankan untuk melakukan transformasi digital sebagai prioritas agar mampu bersaing di kancah nasional dan global.

“Hal ini juga sejalan dengan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia yang diitindaklanjuti pada 2021-2025. Serta penerbitan Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia [RP2I] pada 2020-2025, tentang Akselerasi Transformasi Digital,” ujar Eko.

Menurutnya hal tersebut menjadi salah satu pilar agar perbankan menjadi lebih efisien dan mampu memaksimalkan pelayanan kepada seluruh masyarakat.

Penipuan Berkedok Paket

Seperti diberitakan, belum lama ini viral di media sosial unggahan tangkapan layar chat dugaan penipuan berkedok kurir kiriman paket mengirimkan pesan di WhatsApp disertai file format APK.

Informasi terkait aksi tersebut salah satunya diungkapkan oleh akun Instagram @polrespasuruanofficial, beberapa waktu lalu. “SEKILAS INFO. Hati Hati Modus Kejahatan Baru !! Modus kejahatan siber Baru. Pelaku pura-pura dari jasa ekspedisi apapun lalu mengirimkan file dengan ekstensi APK (aplikasi). Wajar kalau tidak jeli dan merasa kita memesan barang hanya melihat judul file, nantinya bakal terkecoh pingin nge-klik dan unduh file nya,” demikian bunyi informasi tersebut dikutip pada Rabu (7/12/2022).

Modus penipuan berawal dengan penipu mengaku sebagai kurir yang akan mengantarkan kiriman paket, kemudian mengirimkan file format APK di WhatsApp untuk mengecek paket. Calon korban yang penasaran akan mengklik file tersebut.

Perhatikan dulu ekstensinya apa. File dengan ekstensi “APK” adalah aplikasi yang berjalan untuk OS android. Dalam kasus ini, korban terlanjur mengunduh file tersebut karena pada saat itu korban pesan barang. Selanjutnya tanpa diketahui korban, saldo BRIMO atau BCA Mobile bisa berkurang. Korban mengaku tidak pernah menjalankan atau membuka aplikasi apapun dan mengisi user Id maupun password pada situs lain,” demikian penjelasan Polres Pasuruan.

Diduga file yang dikirimkan oleh pelaku dan diunduh oleh korban tersebut adalah exploit yang berjalan dilatar belakang untuk mengambil data korban (seperti aplikasi perbankan yang dibuka oleh korban lalu mengintip user ID dan password), atau istilah dalam dunia hacking disebut SNIFFING.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya