SOLOPOS.COM - Ilustrasi tabungan. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat dari berbagai kalangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, dalam Virtual Innovation Day, Senin (11/10/2021), mengatakan peningkatan literasi dan inklusi keuangan ini akan ditanamkan sejak dini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, lanjut dia anak SMP ke depan diharuskan memiliki tabungan digital. “Seluruh anak SMP harus masuk dalam masuk ekosistem tabungan yang berbasis digital,” ujar Wimboh dilansir suara.com.

Baca juga: Jokowi Izinkan Proyek Kereta Cepat Dibiayai APBN, Ekonom: Berisiko!

Sebagai informasi, tabungan digital merupakan jenis tabungan yang pelayannya serbadigital alias bisa dilakukan menggunakan smartphone dan internet. Tabungan digital bisa diakses lewat internet mulai dari membuka rekening, akses produk tabungan dan lainnya.

Jenis tabungan ini, menurut laman lifepal.co.id, memiliki fungsi sama dengan tabungan konvensional. Nasabah juga bisa melakukan berbagai transaksi, sepert transfer uang, bayar tagihan listrik, membayar cicilan, dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, Wimboh mengungkapkan dengan adanya teknologi digital membuat tingkat inklusi dan literasi keuangan meningkat pada tahun 2019. Tercatat inkusi keuangan pada periode itu sebesar 76,19 persen atau naik dibandingkan tahun 2016 sebesar 67,8 persen.

“Kami yakin, pada tahun 2024, seluruh kebijakan OJK ini dapat meningkatkan inklusi keuangan menjadi sebesar 90 persen sebagaimana arahan Bapak Presiden,” kata dia.

Baca juga: Waduh, Indonesia Terancam Rugi Rp408 Triliun Akibat Perubahan Iklim!

Dalam hal ini, ungkap Wimboh Santoso, OJK bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) menyusun buku Fintech dan membuat modul program literasi keuangan digital dengan topik Peer to Peer Lending, didukung oleh World Bank dan akan segera diluncurkan.

Media dan Video Animasi

Program literasi keuangan digital dan buku fintech tersebut merupakan inisiatif OJK untuk memberikan edukasi terkait layanan keuangan digital yang dikemas secara interaktif dan mudah dipahami dalam bentuk media dan video animasi.

“Target utama program Digital Financial Literacy (DFL) ini adalah Generasi Milenial yang memiliki potensi terbesar sebagai pengguna layanan keuangan digital,” ucap Wimboh.

Baca juga: Yes! 40 Rumah Produksi akan Dapat Bantuan Promosi Film, Segini Nilainya

Wimboh menambahkan OJK juga mengeluarkan beberapa kebijakan di sektor keuangan yang salah satunya, Peraturan OJK terkait Bank Digital.

“Aturan ini, memberikan ruang bagi bank untuk masuk ke dalam ekosistem digital serta mengembangkan produk dan layanan bank berbasis digital baik juga untuk bank berskala kecil seperti BPR,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya