SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Otoritas Jasa Keuangan Regional 3 Jateng-DIY didesak membuka lebar akses permodalan bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Tengah. Desakan itu datang dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Gubernur Ganjar Pranowo menuturkan selain untuk UMKM, akses permodalan bagi nelayan, petani, pedagang, dan bisnis startup juga harus dibuka lebar. “OJK ini memiliki kekuatan dahsyat untuk membantu akses permodalan bagi para pelaku usaha kecil kita, termasuk petani, nelayan, pedagang dan bisnis startup. Dengan regulasi dan wewenang tentang lembaga keuangan, maka kami yakin OJK dapat membantu untuk percepatan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah,” katanay di Kota Semarang, Jateng, Jumat (16/11/2018).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama ini, lanjut dia, persoalan klasik yang dialami para pengusaha kecil termasuk nelayan, pedagang, dan petani adalah permodalan. Mayoritas dari mereka tidak dapat mengakses ke bank karena dianggap unbankable.

“Maka kami dorong agar OJK dapat membuat industri kecil kita menjadi bankable. Caranya bagaimana, tentu OJK memiliki regulasinya, maka clustering dan pembinaan dibutuhkan, entah dengan Corporate Social Responsibility (CSR), pembinaan-pembinaan atau me-link-kan dengan yang lain. Kompetensi itu ada di OJK dan kami berharap di bawah kepemimpinan kepala yang baru OJK dapat membantu kami dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.

Selain persoalan akses modal, peran OJK lanjut Ganjar juga sangat penting dalam hal literasi keuangan pada masyarakat. Maraknya kasus penipuan jasa keuangan abal-abal menjadi bukti masih lemahnya literasi keuangan di masyarakat.

“Literasi keuangan ini penting agar warga Jateng semua memahami segala macam bentuk jasa keuangan. Sehingga, diharapkan nanti masyarakat menjadi melek dan tidak ada lagi menjadi korban akses permodalan abal-abal,” ujarnya.

Kepala OJK Jateng DIY Aman Santosa menyatakan akan berupaya membantu Pemprov Jateng dalam memajukan perekonomian di Jawa Tengah. Dirinya menegaskan sektor perbankan di Jateng pada September 2018 mengalami pertumbuhan cukup baik.

“Hal itu terlihat dari pertumbuhan aset sebesar Rp403,7 triliun, kredit sebesar 294,38 triliun, dan dana pihak ketiga yang tumbuh mencapai Rp305,9 triliun,” terangnya.

Selain itu, perkembangan industri jasa nonbank di Jateng juga meningkat. Pembiayaan pada perusahaan pembiayaan tecatat mencapai Rp49,74 triliun, meningkat 6,62% dari share nasional sebesar 11,01%.

“Sedangkan perkembangan sektor pasar modal, jumlah single investor identity (SID) di Jateng juga meningkat. Tercatat sebanyak 72.675 SID dengan nilai transaksi saham sebesar Rp3,18 triliun,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya