SOLOPOS.COM - Penyerahan uang ganti rugi lahan kena tol Solo-Jogja kepada warga Prambanan, Klaten, di Kantor BPN Klaten, Rabu (24/5/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Widiyem, 62, asal Kecamatan Prambanan, Klaten, tak silau dengan uang Rp2,6 miliar yang ia terima sebagai ganti rugi lahan miliknya yang kena tol Solo-Jogja. Ia tak berniat menggunakan uang itu untuk berfoya-foya atau membeli barang mahal.

Sebaliknya, ia menggunakan uang tersebut untuk membeli sawah, zakat, dan melaksanakan badal haji. Badal haji adalah kegiatan menghajikan seseorang yang niat atau nazar berhajinya belum terlaksana karena meninggal dunia atau orang yang masih hidup dan ingin berhaji tapi tak kuasa secara fisik untuk melakukan perjalanan ke Tanah Suci.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Widiyem menerima uang ganti rugi tol senilai Rp2,6 miliar untuk sawahnya seluas 1.750 meter persegi. Pembayaran uang ganti rugi itu dilakukan di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Rabu (24/5/2023).

Meski kondisi kesehatannya menurun, Widiyem tetap datang langsung untuk mengambil uang ganti rugi tanahnya sawahnya yang dibebaskan untuk proyek tol Solo-Jogja di Prambanan, Klaten, tersebut lantaran tak bisa diwakilkan. Widiyem didampingi putrinya, Riyanti, 33.

“Alhamdulillah nilai uang ganti rugi yang diterima lebih tinggi dibandingkan harga tanah pada umumnya,” kata Riyanti saat ditemui Solopos.com seusai menerima uang ganti rugi, Rabu.

Riyanti mengatakan tak ada rencana menggunakan UGR tersebut untuk membeli mobil. Alasannya, bertambah tahun nilai jual kendaraan cenderung semakin menurun. Dia menjelaskan sebagian uang ganti rugi digunakan untuk investasi dengan membeli sawah.

Selain itu, sebagian uang bakal dizakatkan. “Sebagian mau dizakatkan sebagian lagi untuk investasi. Sudah beli sawah, sudah bayar DP [down payment],” kata Riyanti.

Berjualan di Pasar

Sawah yang dibeli Widiyem menggunakan uang ganti rugi itu seluas 1.850 meter persegi. Dari membeli sawah itu, Widiyem masih memiliki sisa dana. Selain dizakatkan, dana yang masih tersisa itu digunakan untuk badal haji.

Widiyem mengatakan cita-cita melaksanakan badal haji itu sudah lama. Dia berencana melaksanakan badal haji untuk kedua orang tua dan suaminya yang sudah meninggal dunia.

“Orang tua saya meninggal dunia saat saya masih kecil. Sementara sawah itu [yang terkena tol] merupakan peninggalan orang tua, saya cuma nemu. Biar yang di sana juga senang,” kata Widiyem.

Widiyem menjelaskan sebelumnya dia berjualan di pasar. Namun, beberapa tahun ini dia tak berjualan lantaran sakit. “Tidak tahu sakit apa. Kalau makan juga diambilkan anak,” kata dia.

Widiyem dan Riyanti menjelaskan sudah menantikan pembayaran uang ganti rugi sawah yang kena proyek tol Solo-Jogja di Prambanan, Klaten, itu sejak setahun terakhir. Awalnya, mereka berharap UGR cair sebelum Lebaran. Namun tenyata uang itu baru bisa cair pada Mei ini.

Sementara itu, pembayaran UGR tol di Kantor BPN Klaten pada Rabu dilakukan untuk 15 bidang lahan. Belasan lahan itu tersebar di Kecamatan Prambanan, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Karangnongko, serta Kecamatan Karanganom.

Nilai total UGR yang dibayarkan mencapai Rp25 miliar dengan total luas lahan 23.974 meter persegi. Selain tanah pribadi, pembayaran UGR juga dilakukan untuk pembebasan tanah kas desa. “Ada tanah kas desa untuk Desa/Kecamatan Ngawen untuk tiga bidang,” kata Kasi Pengadaan Tanah BPN Klaten, Sulistiyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya