SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Oesman Arief. (FOTO/Istimewa)

Barangkali tak banyak orang tahu bagaimana seorang pendeta konghucu bisa memiliki nama Oesman Arief, sebuah nama yang identik dengan nama seorang muslim.  Padahal, nama ini disematkan kepada Oesman sejak ia lahir berbarengan dengan nama Chinanya kala itu, Liem Liang Gie.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepada Espos, Oesman mengatakan bahwa nama itu asli pemberian orangtuanya sejak kecil. Konon, menurut cerita dari orangtuanya, nama Oesman adalah nama ”pasaran” yang biasa dipakai warga Ngampel, Boyolali yang kental corak agamanya.

Bahkan, sambungnya, warga di sana semuanya nyaris memakai nama berbahasa Arab ketimbang Jawa. “Rata-rata, nama warga Ngampel saat itu kearab-araban. Misalnya, Ahmad, Abdurahman,” jelasnya.

Kultur inilah yang secara tak langsung turut mewarnai kehidupan Oesman kecil. Bahkan, Oesman kecil kerap belajar mengaji dan salat di masjid-masjid kampung. Baginya, ajaran-ajaran itu hidup dan menyatu dalam kehidupan sehari-hari warga Ngampel.

“Saya juga terbiasa kalau sore ke masjid. Bagi saya, mengaji dan ke masjid adalah kehidupan saya sehari-hari meski saat itu saya juga enggak mengerti,” paparnya.

Beranjak dewasa, Oesman yang merantau ke Solo mulai mempelajari satu persatu nilai moral dan etika agama. Ia belajar di pusat ajaran Konghucu di Indonesia, yakni di Kelurahan Jagalan. Ia juga mendalami kebudayaan Jawa dan tentu saja filsafat China.

Meski penganut Konghucu, Oesman yakin apapun agama seseorang, yang membedakan di hadapan Tuhan ialah amal kebaikannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya