SOLOPOS.COM - Alm. Kris Sukardi (Istimewa)

Obituari Kris Sukardi membeberkan kiprah sang tokoh karawitan Solo itu.

Solopos.com, SOLO – Tokoh karawitan di Kota Bengawan, Kris Sukardi, tutup usia, Selasa (7/4/2015), pukul 10.10 WIB. Pensiunan Dosen Karawitan Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta atau sekarang menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta tahun 1980 tersebut meninggal dunia pada umur 91 tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Laki-laki yang juga mantan ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) itu meninggalkan satu istri, yakni Sumiyati, 70, dan 12 anak.

Ekspedisi Mudik 2024

Tidak hanya keluarga yang merasa kehilangan Kris Sukardi. Pantauan solopos.com, sejumlah karangan bunga tanda belasungkawa berdatangan dari berbagai kelompok seni, salah satunya Wayang Orang Bharata Jakarta.

Anak keempat Kris Supardi, Lukas Danasmoro, mengaku rumahnya di Kandangsapi RT 001/RW 034 Kelurahan/Kecamatan Jebres, Solo, kerap disambangi banyak seniman dari berbagai kota, bahkan mancanegara.

Menurut dia, mereka datang dengan berbagai tujuan, salah satunya paling sering yaitu bercerita atau wawancara dengan Kris Sukardi.

“Setelah pensiun Bapak lebih banyak di rumah memang. Paling dia pergi saat ada urusan PWRI. Di rumah, Bapak asyik dengan wayangnya. Kesempatan itu yang dimanfaatkan banyak orang yang ingin berbincang dengan bapak langsung,” kata Lukas saat dijumpai di rumah duka, Selasa.

Lukas menyampaikan tamu rumahnya yang sebagian besar dari kalangan mahasiswa itu kerap bertanya mengenai sejarah perkembangan seni karawitan. Selain itu, lanjut dia, cukup banyak juga yang bertanya tentang sejarah berdirinya ASKI Surakarta hingga berubah menjadi ISI Surakarta seperti saat ini.

“Bapak jadi saksi mata perkembangan seni karawitan di Solo khususnya. Bapak dulu sering pentas dan pergi ke luar negeri, seperti ke Amerika, Moskow Rusia, dan lain lain. Angkatan bapak rata-rata juga sudah tiada lebih dulu. Jadi memang bapak jadi sasaran untuk wawancara. Bapak dan ibu juga senang hati menerima mereka,” kata Lukas.

Lukas menambahkan ayahnya meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi. Menurut dia, tidak ada gejala penyakit yang Kris derita hingga meninggal dunia.

“Ada tanda-tanda bapak mau stroke tapi memang tidak terjadi. Pekan lalu periksa dan sehat lagi. Baru pada hari ini [kemarin] enggak mau makan. Kondisinya yang memburuk langsung kami bawa ke RSUD dr. Moewardi. Setelah itu, Bapak meninggal. Keluarga sudah siap,” imbuh Lukas.

Semantara itu, seniman Solo, Halim H.D., mengatakan keluarga Kris Sukardi sangat dikenal sebagai keluarga karawitan. “Tokoh seniman karawitan tertua di Solo telah meninggal. Keluarganya terkenal sebagai keluarga karawitan karena istri dan anak-anaknya juga pengrawit kondang,” jelas Halim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya