SOLOPOS.COM - Ilustrasi obat (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Obat ilegal ditemukan di Jakarta, Kepala BPOM DIY, I Gusti Ayu Adi Arya Patni mengatakan pihaknya belum mencium indikasi obat-obatan yang diproduksi secara ilegal di Banten masuk DIY.

Harianjogja.com, JOGJA- Kepala BPOM DIY, I Gusti Ayu Adi Arya Patni mengatakan, hingga kini pihaknya belum mencium indikasi obat-obatan Triheksifenidil, Heximer, Dextrometorphan, Carnophen dan Somadryl yang diproduksi secara ilegal di Banten masuk DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

(Baca juga : OBAT ILEGAL : BPOM-Bareskrim Ungkap 42 Juta Pil Obat Ilegal Senilai Rp30 Miliar)

Meski demikian, BPOM bersama Dinas Kesehatan di kabupaten/kota dan kepolisian setempat akan terus melakukan pengawasan. Pengawasan akan dilakukan, termasuk di distributor resmi dan layanan kesehatan.

BPOM terus melakukan pengawasan rutin dan tidak hanya ketika ada kasus. “Kalau itu ilegal jadi jalurnya pasti ilegal. Kita cari sumbernya,” terangnya saat dihubungi Harianjogja.com, Selasa (6/9/2016) malam.

Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam pengawasan obat. “Produsen atau distributor obat ilegal biasanya lokasinya tersembunyi seperti di perumahan. Jadi kami mengimbau ke masyarakat, jika menemukan kecurigaan silakan dilaporkan. Jadi kami minta bantuan masyarakat,” pintanya.

Ia menyebut, obat-obatan yang ditemukan di Banten tersebut termasuk golongan obat keras namun sering disalahgunakan oleh masyarakat atau oleh komunitas tertentu baik kalangan muda maupun tua. Obat itu bisa menimbulkan risiko terburuk seperti kematian jika tidak digunakan di bawah pengawasan tenaga medis.

“Obat itu seperti mata uang. Di satu sisi bisa sebagai obat, sisi lain bisa jadi racun kalau tidak digunakan secara tepat,” katanya.

Ayu mengimbau pada masyarakat untuk membeli obat di layanan kesehatan resmi, seperti di apotek atau rumah sakit. Pihaknya meminta masyarakat untuk tidak membeli obat secara online karena BPOM tidak menjamin keamanan obat yang ditawarkan.

“Sesuai golongannya, kalau obat keras beli di apotek. Jangan beli yang door to door karena kami tidak terjamin,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya