SOLOPOS.COM - Buah rambutan (JIBI/Dok)

Obat herbal dari kulit rambutan ternyata memiliki manfaat mengobati diabates.

Solopos.com, SUKOHARJO — Obat herbal dari kulit rambutan bisa mengatasi diabetes. Mungkin masyarakat luas belum banyak yang tahu bahwa buah rambutan yang rasanya segar dan manis kaya manfaat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain enak dikosumsi sebagai pencuci mulut, buah yang banyak terdapat di Indonesia ini dinilai kaya senyawa yang bisa dimanfaatkan untuk obat.

Berdasar penelitian dari sejumlah dosen Univesitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), kulit rambutan mempunyai kandungan yang bermanfaat untuk obat diabetes, antiasam urat dan antihiper kolesterol.

“Saya sudah meneliti kulit rambutan dan kulit durian untuk diekstrak. Saya uji dari pra skrining sampai sampai uji ke in vivo atau diujicobakan ke hewan dalam hal ini tikus 150 gram sampai 300 gram dan mencit (tikus kecil seberat 20 gram),” ujar salah seorang dosen Fakultas Farmasi UMS, Dr. Muhtadi M.Si ketika ditemui di ruang kerjanya, pekan lalu.

Meski demikian pihaknya mengakui hasil penelitiannya itu belum diuji coba ke manusia. Karena itu masih perlu tahapan lebih lanjut. Namun kalau pada hewan uji coba, pada hari keempat efektivitas racikan ini sudah bisa dilihat ke arah positif. Gula darah hewan yang digunakan untuk uji coba sudah bisa turun.

Bahkan perbandingannya setidaknya setara dengan obat kimia yang biasa dipakai atau dikonsumsi penderita diabetes. Hasil ini juga berlaku untuk mereka yang menurunkan kolesterol dan asam urat tinggi.

Selain itu berdasar penelitiannya obat racikannya juga tidak mempunyai efek negatif atau tak ada efek toksiknya. “Insya Allah kalau dikonsumsi manusia juga aman,” ujar dia.

Menurut dia saat penelitian pihaknya memfokuskan pada aktivitas terkait asam urat, diabetes dan kolesterol. Ternyata aktivitas kulit rambutan yang nama ilmiahnya nephelium lappaceum ini dinilai lebih kuat dibanding kulit durian, kulit buah kelengkeng dan kulit buah jeruk yang diteliti.

Karena itu pihaknya mengolah kulit buah rambutan itu sebagai obat dan sekarang sudah dijadikan produk dengan nama lapabet. Nama ini diambil dari nama latin buah rambutan yaitu Lappaceum dan betnya karena aktivitasnya cenderung ke diabetes.

Guna mengefektifkan kerja obat dan mudah dikonsumsi pihaknya mencampur ekstrak kulit rambutan dengan madu daun sambiloto, kulit pohon mahoni dan lempuyang gajah. Pihaknya tak mengemas dalam bentuk kapsul atau tablet karena jika dikemas dalam bentuk terseut perlu izin ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang dinilai agak rumit.

Kalau dikemas dengan campuran madu izinnya cukup ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Konsekuensinya pihaknya tidak bisa mengklaim sebagai obat herbal. Kalau mengklaim sebagai obat herbal, kata dia, izinnya arus diurus sampai ke Badan POM pusat.

“Untuk itu kemarin tim kami sepakat yang penting hasil penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat. Karena itu kami mengolahnya dengan basis madu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya