SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Washington– Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menghentikan pengiriman tahanan yang dibebaskan dari Teluk Guantanamo ke Yaman, setelah serangan terhadap penerbangan Hari Natal. Namun pihaknya juga menegaskan kembali janjinya untuk menutup penjara tersebut.

Pemerintah mendapat tekanan gencar dari para pengritik dalam negeri agar tak mengirimkan lagi para tahanan ke Yaman, karena dikhawatirkan mereka akan balik kembali menjadi ekstremis di negara Arab tersebut, di mana menurut Obama pemboman yang gagal itu dirancang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keputusannya itu memicu ketidakpastian berkaitan dengan rencananya menutup pusat tahanan di Kuba tersebut. Obama sebelumnya telah meminta agar fasilitas tersebut ditutup dalam tempo setahun pemerintahannya, namun batas waktu itu akan berakhir pada akhir bulan ini.

“Untuk menangani situasi ketidakpastian ini, saya telah berbicara dengan jaksa agung dan kami telah sepakat, bahwa kami tidak akan mengirimkan tahanan lagi ke Yaman pada saat ini,” kata Obama dalam pernyataannya di televisi, Rabu (6/1).

Namun demikian, presiden mengirimkan pesan segera kepada para pengecam yang menentang keputusannya untuk menutup Guantanamo, dan banyak orang di luar negeri yang mendukung kebijakan itu. Dia juga mengatakan telah memutuskan untuk mewujudkan janjinya itu.

“Kami tidak lupa. Kami akan menutup penjara Guantanamo, yang merusak kepentingan keamanan nasional kami, dan menjadi alat perekrut bagi Al Qaida,” kata Obama.

“Dalam kenyataannya, itu dijadikan alasan bagi pembentukan Al Qaida di Semenanjung Arab,” kata Obama.

Dia menyebut kelompok yang berpangkalan di Yaman itu yang ditudingnya melatih tersangka pembom pesawat Amerika itu, Umar Farouk Abdulmutallab.

Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, mengatakan keputusan itu akan meningkatkan jumlah tahanan dari kamp yang akan dipindahkan ke Pusat Penjara Thomson di Illinois, yang telah dipilih oleh pemerintah untuk menampung narapidana dari Teluk Guantanamo.

Kendatipun demikian, Perhimpunan Kebebasan Sipil Amerika mengatakan, keputusan Obama itu ‘tidak bijaksana, tidak adil dan akan memperlama babak yang memalukan di dalam sejarah Amerika, tanpa menyelamatkan warga Amerika sendiri.’

Organisasi pengamat hak asasi manusia (HAM) internasional, Human Rights Watch (HRW) mengatakan, langkah itu menimbulkan ‘keprihatinan serius’ mengenai hak-hak para tahanan.

HRW menambahkan, bahwa dengan berlanjutnya penahanan orang-orang Yaman tanpa tuduhan yang jelas, itu hanya akan meningkatkan kemarahan dan dendam terhadap AS dan Al Qaida.

Pada Minggu lalu, pejabat tinggi anti terorisme Obama, John Brennan, mengatakan bahwa AS akan terus memulangkan para tahanan Teluk Guantanamo ke Yaman, ‘pada saat yang tepat, tujuan yang baik dan dengan cara yang baik pula.’

Sementara itu Mitch McConnell, pemimpin Partai Republik di Senat, secara konsisten berpendapat bahwa tindakan Obama salah untuk menutup penjara Teluk Guantanamo.

Dia berpendapat, bahwa serangan Hari Natal memperlihatkan kontradiksi dari keputusannya itu.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya