SOLOPOS.COM - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (tengah) meninjau langsung latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Natuna, Kepri, Selasa (4/9/2012). Latihan gabungan yang melibatkan seluruh unsur TNI yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU itu diikuti 2.500 prajurit yang dilaksanakan pada 31 Agustus sampai 9 September 2012 di Natuna. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (tengah) meninjau langsung latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Natuna, Kepri, Selasa (4/9/2012). Latihan gabungan yang melibatkan seluruh unsur TNI yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU itu diikuti 2.500 prajurit yang dilaksanakan pada 31 Agustus sampai 9 September 2012 di Natuna. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

RANAI – Warga Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau sempat dikejutkan oleh suara rentetan tembakan dan dentuman bom dan mengiranya sebagai serangan teroris. Ternyata suara-suara itu berasal dari latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI pada Selasa (4/9/2012).

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

“Kami kira serangan teroris saat mendengar bunyi letusan senjata,” kata seorang warga, Rizal. Rizal mengaku kaget ketika mendengar letusan senjata dari arah semak belukar di sekitar Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Ranai. Dia mengaku makin kaget ketika menyaksikan ratusan tentara berseragam loreng disertai peralatan perang merayap di semak-semak.

“Tadi saya juga melihat pesawat di udara disertai turunnya prajurit dengan menggunakan parasut, beberapa di antaranya ada yang mendarat di perumahan dekat Bandara,” ucapnya. Dia mengaku baru mengetahui kalau aksi terjun payung tersebut merupakan bagian dari latihan gabungan PPRC yang dibuka Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Selasa pagi.

Agus, warga lainnya juga mengaku terkejut ketika sejumlah orang berpakaian loreng ala TNI menyelinap di sela-sela rerumputan dekat rumahnya. “Kami mengira ada aksi pelumpuhan teroris, apalagi tadi saya dengar ada letusan senjata. Setelah melihat ada pesawat TNI dan aksi terjun payung baru kami tahu kalau prajurit tersebut latihan,” ucapnya.

Dia menyambut baik latihan gabungan yang diselenggarakan TNI karena dapat memperkuat pengamanan Natuna yang berada di perbatasan. “Menurut kami cukup positif, latihan merupakan upaya menunjukkan kepada negara asing bahwa TNI selalu siap mengamankan daerah perbatasan,” kata dia.

Ratusan warga menyaksikan aksi terjun payung sekitar 400 personel Linud 330 Kostrad di atas Lanud Ranai. Sejumlah ruas jalan, terutama menuju lokasi Bandara juga dipadati warga yang berkerumun menyaksikan aksi terjun payung tersebut. Latihan gabungan PPRC diselenggarakan hingga 7 September 2012 dengan melibatkan 2.500 personel TNI. Selain penerjunan Linud, pada saat yang sama juga berlangsung aksi pendaratan amfibi oleh satu batalyon marinir di Pantai Sengiap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya