SOLOPOS.COM - Antusiasme slankers Jogja ketika mengikuti talkshow Nyore Sante Slankers di Griya Harian Jogja, Minggu (26/11/2017) malam.(Perdani Fitryana Tegar Marhaendro/Harian Jogja).

Slank Fans Club (SFC)-Minoritas Slankers Jogja (MSJ) merayakan hari jadinya yang ke-19 tahun, Minggu (26/11/2017) di Griya Harian Jogja
Harianjogja.com, JOGJA--Slank Fans Club (SFC)-Minoritas Slankers Jogja (MSJ) merayakan hari jadinya yang ke-19 tahun, Minggu (26/11/2017) di Griya Harian Jogja. Ulang tahun digelar dengan cukup spesial. Untuk pertama kalinya Generasi tua dan generasi terbaru dipertemukan. Yang sepuh mendaraskan perjuangan masa lalu, yang muda digiring mengenal sejarah dan sekaligus diharapkan meneruskan warisan itu.

Karena ini adalah perayaan milad para pemuja Slank, maka tata suasana haruslah dibuat ‘seselengekan’ mungkin. Atau katakanlah dibuat semirip mungkin dengan kondisi rumah Bimbim, sang penggebuk drum, yang beralamat di Jalan Potlot III No.14 Jakarta. Tempat yang kemudian dikenal sebagai markas band yang dibentuk ketika Hair Metal menguasai dunia itu.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Latar putih tempat para tetua MSJ duduk untuk membagikan ceritanya dicorat coret dengan berbagai warna dan tulisan : Potlot 14, PISS, Studio, Bim2 I Love Hiu, Slank Lagi Rekaman dan lain lain. Tak lupa digambar Lidah Menjulur-nya Rolling Stone dan tentu saja kupu-kupu yang ikonik itu. Seperti layaknya kamar remaja yang dipenuhi hasrat untuk memberontak dan membenci. Penuh kesan kekacuan.

Ketua Panitia Anniversary 19th MSJ Riyan Irawan mengatakan, dekorasi yang ditampilkan ingin mencetak ulang tempat para junjungannya biasa kongkow. Dengan menggunakan foto yang tersebar di Google dan foto milik para pengurus yang pernah memotret dirinya di ruangan itu, timnya berusaha semaksimal mungkin menghadirkan suasanya yang sudah tidak lagi eksis itu. “Ingin menghadirkan Gang Potlot era 98,” katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebagai tempat hadirin duduk, halaman Griya Harian Jogja diubah seperti tempat orang nikahan, dengan tenda dan kursi-kursi yang berderet. Di tenda itu pula dipamerkan barang-barang yang dimiliki oleh komunitas dan anggotanya. Ada kaset album Slank dari berbagai masa, piagam peresmian yang ditandatangi kelima personel Slank, poster konser, bendera, foto dan masih banyak lagi. Suasananya dibuat seperti pameran.

Pameran koleksi itu hanya pemanis, yang sebenarnya menjadi misi utama adalah mempertemukan antar generasi dan mengenal sejarah perjalanan komunitas yang awalnya bernama Slankers Club Pulau Biru Jogja tersebut. Tema yang diangkat saja Kilas Balik. Jadi isinya tentu adalah nostalgia. Riyan mengatakan tema itu dipilih karena tidak semua anggota mahfum bagaimana perjalanan MSJ.

Yang menurutnya pernah hampir mati setelah berdiri tahun 1998. Tapi untung ada segelintir orang yang punya komitmen luar biasa untuk menjaga komunitas itu hingga eksis kembali di awal 2000-an. Seiring dengan kembali naik daunnya Slank.

Sebagai infomasi, MSJ diresmikan pada tahun 2002 di markas besar Slank di Jakarta yang sekaligus menjadikannya satu dari 200 SFC di Indonesia. Anggotanya mencapai 700 dengan dibagi menjadi 19 ranting cabang.

“Dulu masih susah, belum ada media sosial. Tapi komunitas ini tetap bisa merangkul para Slankers. Harapannya setelah mereka tahu perjuangan mereka, generasi baru akan semakin kompak. Kalau impian besarnya antara yang muda dan tua bisa saling guyub,” kata Ryan.

Para sesepuh tak lagi aktif seperti sedia kala karena rutinitas harian yang menyerbu dan berbagai alasan lainnya. Komunitas yang anggota mencapai ratusan itu kebanyakan hanya menyisakan para pemuda, yang mungkin baru berumur 3 tahun saat Kaka sedang hobi-hobinya teler.

Kondisi demikian, menyisakan ketidaktahuan bagi sebagian anggota mengenai perjuangan para pionirnya. Bahkan, kata Ryan, ada anggota yang belum pernah ketemu orang lama. Karena itulah ulang tahun ke-19 jadi terasa istimewa.

Untuk menjembatani ketidaktahuan anggota muda, ia pernah berpikir untuk membuat tulisan tentang sejarah SFC. Tapi rencana itu menguap begitu saja bagaikan embun yang tertimpa sinar mentari. Ryan mengaku punya rencana yang lebih oke : membuat film dokumenter tentang perjalanan MSJ. Pertimbangannya media visual lebih mudah diterima banyak kalangan. Apalagi kalau didalamnya dibumbui humor-humor segar.

Dalam talkshow Kilas Balik itu pulalah, ia berharap akan muncul ide-ide yang bisa mematangkan wacana film dokumenter tersebut. “Ulang tahun yang ke-19 ini sekaligus juga sebagai persiapan untuk merayakan dua dekade SFC,” ucap pria yang sudah gandrung Slank sejak tahun 2000 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya