SOLOPOS.COM - Ilustrasi suami istri (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Nyeri saat berhubungan suami istri sering muncul pada sebagian wanita. Ada yang menganggap wajar, namun ada pula yang sampai menimbulkan waswas dan trauma.

Menurut dokter spesialis obsgyn Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Syah Rini Wisdayanti, menjelaskan nyeri saat berhubungan biasanya muncul saat akan berhubungan seksual. Menurutnya nyeri ini biasanya disebabkan oleh adanya proses penetrasi.

Dalam menanggapi penetrasi ini ada dua kemungkinan yang terjadi pada wanita. Bisa saja akan tetap melanjutkan hubungan namun bisa juga terjadi penolakan dari tubuh wanita tersebut.

“Sebabnya itu banyak sekali. Pada masyarakat umum memang menganggap rasa nyeri saat berhubungan ini adalah hal yang sangat wajar. Namun ada nyeri saat berhubungan yang memang keadaan yang patologis atau merupakan sebuah kelainan jika disertai dengan kedaan yang terus menerus,” kata dia dalam Health Talk RS JIH Solo yang disiarkan di Youtube SR JIH Solo, pada 15 Juli 2022 lalu.

Baca Juga: Jangan Panik, Begini Cara Mencegah Penularan Penyakit Cacar Monyet

Dokter spesialis obsgyn Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Syah Rini Wisdayanti, memberikan penjelasan dalam Health Talk RS JIH Solo yang disiarkan di Youtube SR JIH Solo, pada 15 Juli 2022 lalu. (Tangkapan Layar Youtube)
Dokter spesialis obsgyn Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Syah Rini Wisdayanti, memberikan penjelasan dalam Health Talk RS JIH Solo yang disiarkan di Youtube SR JIH Solo, pada 15 Juli 2022 lalu. (Tangkapan Layar Youtube)

Disebutkan, penyebab munculnya nyeri saat berhubungan intim tersebut sangat beragam. Di antaranya bisa muncul karena adanya infeksi, tumor, endometriosis atau kondisi ketika endometrium (jaringan yang melapisi dinding Rahim) tumbuh di luar dinding rahim, perimenopause, atau terjadinya vaginismus atau kondisi medis yang ditandai dengan pengencangan otot-otot di sekitar vagina secara tidak sadar, ataupun keadaan kelainan yang lain.

Pada beberapa kasus, nyeri saat berhubungan juga muncul pada wanita yang sudah memiliki anak. “Kalau sudah memiliki anak kok masih nyeri, bisa dilihat dulu waktu proses persalianannya seperti apa? Mungkin ada proses penjahitan pada saat melahirkan yang bisa saja menimbulkan nyeri setelah luka itu sembuh,” jelas dia.

Bisa juga setelah melahirkan, otot menjadi kencang dan terjadi semacam penolakan saat berhubungan. Hal itu bisa terjadi karena adanya vaginismus atau kelainan yang tidak diketahui sebabnya.

“Atau adanya cacat otot pasca melahirkan, karena operasi dari penjahitan di proses persalinan. Solusinya untuk mencegah, memerlukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata dia.

Baca Juga: Kista dan Miom Sering Dikeluhkan Kaum Perempuan, Berbahayakah?

Selain itu adanya keputihan juga akan berpengaruh. Sebab menurutnya keputihan akan mengakibatkan radang pada organ panggul wanita.

Keputihan buhan hanya terjadi pada bagian luar vagina tapi bisa menjalar ke lapisan perut bagian dalam. Ketika ada radang, kemudian berhubungan intim dan ada penetrasi, bisa jadi akan muncul nyeri. “Kalau kondisi seperti ini ada baiknya melakukan konsultasi langsung untuk kami periksa,” lanjut dia.

Kemudian dia menyarankan pada pasangan yang sudah memiliki anak, ada baiknya hubungan suami istri Kembali dilakukan jika luka dari bekas jahitan saat persalinan pada istri sudah benar-benar kering dan sembuh, serta melebihi dari masa nifas.

Jika dirasakan ada rasa nyeri saat berhubungan namun tetap dipakasakan, dikhawatirkan hal itu akan berpengaruh secara psikis. “Kalau nyeri dipaksakan akan berpengaruh ke psikis dan menimbulkan trauma. Bisa tidak percaya diri dalam berhubungan. Selain itu bisa menimbulkan luka atau perdarahan serta infeksi,” kata dia.

Rekomendasi
Berita Lainnya