SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengeras suara masjid. (hinduexcistence.org)

Nyepi 2018 dijelang masjid di Desa Plajan, Jepara dengan mematikan pengeras suara.

Semarangpos.com, JEPARA — Masjid di Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sepanjang hari Jumat dan Sabtu (15-16/3/2018), tidak akan menghidupkan pengeras suara saat mengumandangkan azan. Langkah mematikan speaker itu diambil demi menghormati umat Hindu yang melakukan catur brata penyepian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sesuai tata cara sembahyang dalam agama Hindu, aktivitas nyepi menjelang tahun baru Saka, diawali setelah digelarnya ritual mecaru. Dalam menyongsong Tahun Baru 1940 Saka, yang sesuai kalender nasional ditetapkan sebagai Hari Raya Nyepi 2018, upacara mecaru digelar umat Hindu di Pura Puser Bumi, desa setempat, Jumat.

Kemadi, marbut di Masjid At Taqwa Desa Plajan di Jepara, Jumat, mengaku pelaksanaan jumatan memang tidak menggunakan pengeras suara. Menjelang pelaksanaan salat Jumat, katanya, selama ini senantiasa diperdengarkan lantunan ayat suci Alquran. Tetapi, karena Jumay ini bersamaan waktunya dengan upacara mecaru bagi umat Hindu, maka pengeras suara tidak digunakan.

Penghormatan terhadap umat Hindu yang menlakukan catur brata penyepian, lanjut dia, bukan hanya dilakukan di Masjid At Taqwa yang kebetulan berdekatan dengan Pura Puser Bumi, melainkan juga masjid maupun musala lain di Desa Plajan. Dengan tidak menggunakan pengeras suara saat azan, katanya, diharapkan ibadah kedua agama tidak saling mengganggu.

Seluruh masyarakat Desa Plajan bahkan juga diimbau menjaga situasi wilayah mereka tetap kondusif dan tidak menimbulkan suara gaduh, termasuk tidak menghidupkan suara musik atau menggeber kendaraan bermotor. Penghormatan terhadap umat Hindu dengan tidak menggunakan pengeras suara, katanya, dilakukan hingga Minggu (18/3/2018) dini hari karena pada saat itu umat Hindu di lingkungan tersebut sedang menjalankan catur brata penyepian.

Umat Hindu, lanjut dia, ketika umat Islam menggelar perayaan Lebaran juga memberikan penghormatan dengan menjaga tempat peribadatan. Sebelumnya, kata dia, Pemerintah Desa Plajan juga memberikan imbauan untuk menghormati Hari Raya Nyepi.

Tanpa ada imbauan sekalipun, katanya, warga sudah mengetahui langkah yang harus diambil saat umat Hindu merayakan Nyepi. “Warga juga tetap ronda untuk menjaga keamanan selama Nyepi,” ujarnya.

Jumlah tempat ibadah di Desa Plajan, meliputi 14 masjid, 40 musala, empat pura, dan satu gereja. Sementara jumlah pemeluk agama Islam sekitar 7.515 orang, Hindu 435 orang, Kristen 55 orang dan Budha empat orang.

Pelaksanaan mecaru di Pura Puser Bumi dimulai Jumat pukul 09.00 WIB, Ritual itu bukan hanya dihadiri warga desa setempat, melainkan dihadiri pula umat Hindu dari berbagai daerah di Jepara. Ketua Panitia Mecaru Ngarbiyanto mengungkapkan peserta upacara mecaru sekitar 500 umat Hindu se-Kabupaten Jepara.

Adapun tujuan mecaru, yakni untuk membersihkan sekaligus mempersiapkan diri menjalankan catur brata penyepian. Ritual yang dilakukan, yakni membersihkan buana agung dan buana alit atau sebagai simbol membersihkan semesta dan diri para jemaat sebagai manusia.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya