SOLOPOS.COM - Gapura Gedung DPRD Sragen di tepi Jl. Raya Sukowati Timur, Sine, Kecamatan Sragen Kota, Kabupaten Sragen, Jateng. (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pepatah lama bilang, malu bertanya sesat di jalan. Namun, apa jadinya bila jawaban dari pertanyaan itu justru membuat orang tersesat di jalan? Hal itu ternyata terjadi pada beberapa orang yang datang ke Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dan tak memahami kosa kata khas warga Sragen.

"Ceritanya dulu saya mau tanya alamat teman di Sragen. Saya coba tanya kepada orang yang saya temui di jalan. Dia bilang, saya harus jalan lurus nanti ketemu tugu lalu belok kiri. Saya sudah jalan hampir 2 km, tapi tidak menemukan tugu," ujar Yani, 30, warga Semarang yang merantau ke Sragen untuk bekerja saat ditemui Solopos.com di Sragen, Kamis (6/8/2020).

Promosi Acara Gathering Perkuat Kolaborasi Bank Sampah Binaan Pegadaian di Kota Padang

Ternyata, lanjut Yani, tugu bagi warga Sragen itu dimaknai sebagai gapura. "Di Sragen, tidak ada Gapura Mahbang, adanya Tugu Mahbang yang terkenal di Sambungmacan itu," ujarnya.

Persis Solo Akan Latihan di Bekonang, Kades & Warga Setempat Kerja Bakti Siapkan Lapangan

Selain tugu yang dimaknai sebagai gapura, ternyata ada sejumlah kosa kata khas Sragen lain yang sulit dipahami warga luar Sragen. Kosa kata khas itu malah membuat warga pendatang merasa kebingungan dalam menangkap maksudnya.

"Pernah saya tanya alamat kepada seseorang yang saya temui di tepi jalan, jawabnya begini. Lurus terus, ketemu enjeran, sampai plong kedua belok kanan. Saya bingung, enjeran itu apa? Plong itu apa? Setelah saya tanya lagi, ternyata enjeran itu maksudnya jalan menurun, sementara plong itu adalah gang jalan," ujar Ahmad, warga Boyolali, seraya terkekeh.

Jokowi Perintahkan TNI/Polri Patroli Tegakkan Protokol Kesehatan Covid-19

Masih ada beberapa kosa kata lain yang hanya dipahami warga dan bisa membuat warga pendatang kebingungan untuk mengetahui artinya. Bagi warga dari luar Sragen biasa kesulitan memahami arti kata sengen, brak, hingga sedil.

Sengen berarti dahulu, sementara brak merupakan pos kamling. Kata sedil sendiri berarti terserah atau tidak mau tahu.

Jadi, kalau dokter Tirta pernah membuat tagar yang menghebohkan publik dengan #IndonesiaTerserah, maka warga Sragen juga bisa membuat tagar #IndonesiaSedil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya