SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO — Peristiwa plafon ruang kelas yang ambrol saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung pada Selasa (26/3/2019) masih terekam jelas dalam ingatan siswa kelas I SDN Serut 2, Desa Serut, Kecamatan Nguter, Sukoharjo.

Mereka tak menyangka di tengah belajar mengajar di dalam kelas, tiba-tiba plafon ambrol. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun beberapa siswa dilaporkan mengalami luka rinPeristiwa plafon ruang kelas yang ambrol saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung pada Selasa (26/3/2019) masih terekam jelas dalam ingatan siswa kelas I SDN Serut 2, Desa Serut, Kecamatan Nguter, Sukoharjo.gan seperti lecet di pelipis dan merasa trauma.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu siswa, Husna Nur Anggraini, 7, mengaku trauma dan takut saat plafon ruang kelas ambrol. Dia bercerita saat kejadian seluruh siswa tengah belajar Matematika dan langsung terhenti.

“Ada yang lari, kalau aku langsung menunduk di bawah meja kelas bareng teman-teman yang lain,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Rabu (27/3/2019).

Dia mengaku merasakan ketakutan, bahkan beberapa temannya berteriak dan menangis. Setelah kejadian itu, para siswa langsung dievakuasi ke ruang kepala sekolah yang sekaligus digunakan sebagai ruang perpustakaan.

Guru Kelas I SDN Serut 2, Padimiyati, 49, juga mengaku masih gemetaran saat mengingat kembali kejadian plafon ruang kelas yang ambrol. Saat itu suasana mencekam, terjadi kepanikan dan ketakutan luar biasa pada diri anak-anak didiknya. Mereka langsung berlindung di bawah meja.

“Untungnya mereka langsung berlindung di bawah meja. Jadi tidak ada yang luka parah. Pikiran saya waktu kejadian itu hanya kondisi anak-anak,” kata dia.

Dia bercerita kejadian plafon ambrol sekitar pukul 08.45 WIB atau tepatnya sebelum jam istirahat. Saat itu para siswa tengah belajar mata pelajaran Matematika. Plafon ambrol dimulai dari sisi barat kemudian secara cepat merembet ke seluruh ruangan.

Tidak hanya anak-anak yang merasa trauma, dirinya juga merasakan yang sama. “Hari ini saya langsung periksa ke dokter. Masih kebayang yang kemarin. Hari ini juga dari total 15 siswa di kelas I, yang masuk hanya lima orang. Sepuluh orang izin mungkin masih trauma,” katanya.

Material bekas plafon ambrol sudah dibersihkan. Hal ini agar kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan di ruang kelas tersebut. Sementara sambil dibersihkan KBM siswa kelas I dilaksanakan di ruang kepala sekolah.

Kepala SDN Serut 2, Sugiyanto, memastikan kondisi ruang kelas I masih layak digunakan. Dari segi material bangunan seperti kayu dan rangkanya masih kondisi baik.

“Hanya plafon yang ambrol. Kalau kayu dan besi-besinya masih sangat baik. Kami saja tidak menyangka ruang kelas yang kondisinya baik malah ambrol,” katanya.

Dibandingkan ruang kelas lainnya seperti kelas IV, V, dan VI justru kondisinya lebih membahayakan. Namun demikian sekolah akan memperbaiki bangunan tersebut pada tahun ini.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo telah mengalokasikan anggaran Rp300 juta untuk rehab bangunan sekolah. Beberapa bangunan sekolah kondisinya rapuh dan bagian plafon rawan jebol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya