SOLOPOS.COM - Angkutan kota di Karanganyar tengah menunggu penumpang. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Solopos.com/ Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Angkutan umum perdesaan di Kabupaten Karanganyar nyaris punah. Hampir 95 persen angkutan umum perdesaan di Bumi Intanpari tak lagi beroperasi. Bisnis angkutan umum ini meredup sejak lima tahun terakhir.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Karanganyar, Triharyadi, mengatakan kondisi angkutan perdesaan semakin merana sejak pandemi Covid-19 berlangsung. “Sekarang tinggal lima persen saja yang masih beroperasi. Itu saja kembang kempis, hidup segan matipun tak mau,” kata dia kepada Solopos.com belum lama ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari seratusan unit kendaraan, dia mengatakan saat ini hanya menyisakan tak lebih 10 unit. Angkutan umum dengan trayek Karanganyar ke wilayah 4J meliputi Jumantono, Jatipuro, Jumapolo dan Jatiyoso nyaris tak ada lagi.

Sementara dari angkutan umum dengan trayek Terminal Karangpandan ke Kerjo tinggal segelintir yang beroperasi. Kondisi sama juga terjadi pada angkutan kota (angkot).

Baca Juga: Masuknya BST ke Karanganyar Diyakini Bisa Ubah Pola Mobilitas Warga

Selain kehadiran ojek online, kebijakan zonasi sekolah juga turut menyumbang penurunan bisnis angkutan umum di Karanganyar.

“Kalau dulu anak-anak sekolah naik angkutan. Misalnya dari Matesih ke Karanganyar atau Karangpandan ke Karanganyar. Sekarang karena zonasi mereka sekolah didekat rumah tak lagi naik angkutan,” kata Triharyadi.

Ketua Koperasi Jasa Angkutan Karanganyar Jaya, Haryanto, mengatakan ada puluhan unit angkutan milik anggotanya yang kini terpaksa dikandangkan. Pemilik memilih tak mengoperasikan armadanya lantaran pendapatan dengan biaya operasional tak sebanding.

Koperasi Karanganyar Jaya ini membawahi empat jalur angkutan, masing-masing jalur A, B, E dan F.

Baca Juga: Bus Trans Jateng Masuk Jalur Solo-Pilangsari Sragen Mulai 2024

Untuk jalur A dengan rute Bejen-Papahan-Palur yang masih beroperasi tinggal 40 unit dari 62 unit. Mirisnya jalur B rute Bejen-Jongke-Tasikmadu-Kebakkramat tinggal satu unit saja yang beroperasi. “Dulu jalur B ada 12 unit,” katanya.

Sementara jalur E dengan rute Jongke-Pegadaian-Bejen-Ngrawoh-Nongo-Gantiwarno-Klangon-Njloko-Matesih hanya lima unit beroperasi dari 14 unit. Begitu pula jalur F Jongke-Pegadaian-Siwaluh-Songglong-Jembong-Sambirejo-Jumantono-Sringir-Matesih pun tinggal dua unit beroperasi dari delapan unit.

“Usaha kita sudah ngos-ngosan. Banyak anggota yang memarkirkan kendaraannya di rumah,” tututnya.

Baca Juga: Sepi Penumpang, 11 Trayek Angkutan Umum di Sragen Ini Nihil Armada

Pelaku usaha angkutan di Karanganyar berharap Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap nasib angkutan umum. Bisnis angkutan meredup dan semakin merana keberadaanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya