SOLOPOS.COM - Ketua PCNU Solo Hilmi Ahmad Sakdillah didampingi istri mengisi formulir saat mendaftarkan diri sebagai anggota PDI Perjuangan di DPC PDI Perjuangan Brengosan, Purwosari, Solo, Rabu (7/11). (Foto: JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Ketua PCNU Solo Hilmi Ahmad Sakdillah didampingi istri mengisi formulir saat mendaftarkan diri sebagai anggota PDI Perjuangan di DPC PDI Perjuangan Brengosan, Purwosari, Solo, Rabu (7/11). (Foto: JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Solo-–Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Solo, Hilmi Akhmad Sakdillah mendaftar menjadi anggota PDIP, Rabu (7/11/2012). Tak hanya mendaftar menjadi anggota PDIP, Hilmi juga menyatakan mengajukan diri sebagai calon wakil walikota (wawali).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Hilmi mendatangi kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo, Brengosan, Laweyan sekitar pukul 11.15 WIB. Dia datang bersama istri serta belasan pendukungnya.

Hilmi menerangkan, pendaftaran dirinya sebagai anggota PDIP sebagai aspirasi pribadinya. “Saya berkomitmen menjadi warga PDIP yang baik dan ikut melaksanakan program partai,” ungkapnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menyampaikan, niatannya menjadi anggota PDIP sudah ada sejak lama. “Karena ada faktor kesamaan antara PDIP dengan saya,” katanya.

Dikatakannya, setiap orang memiliki kebebasan untuk berorganisasi dan berpolitik. “Sah-sah saja untuk menentukan pilihan. Kalau ada calon wawali yang lain yang sudah mendaftar, marilah sama-sama berkomitmen memajukan PDIP tidak hanya untuk tujuan tertentu semata,” jelasnya.

Disinggung komitmennya kepada PDIP kalau tidak terpilih menjadi wawali, Hilmi menyatakan tetap di PDIP. “Saya tetap menjadi anggota PDIP,” tegasnya.

Ditemui seusai pendaftaran dirinya menjadi anggota PDIP, Hilmi menyampaikan pencalonan dirinya sebagai calon wawali atas rekomendasi organisasinya. Dia mengklaim sudah mendapat restu dari para kiai NU.

“Kali ini kami juga menyerahkan surat rekomendasi dari PCNU Solo, PWNU Jawa Tengah dan PBNU Pusat. Saya dalam hal ini [calon wawali] diusung oleh NU, tetapi kalau mendaftar sebagai anggota itu secara pribadi,” jelasnya.

Hilmi mengutarakan, pendaftaran dirinya sebagai calon wawali terlambat dibanding calon-calon lainnya lantaran menunggu rekomendasi dari NU serta restu dari kiai. “Kalau tidak ada restu dari para kiai tentu saya tidak berani mendaftar,” ungkapnya.

Terpisah, ditemui di DPRD Solo, Wakil Ketua Bidang Organisasi Keanggotaan dan Rekrutmen DPC PDIP Solo, YF Sukasno, menyatakan menghargai sikap Ketua PCNU Solo tersebut untuk menjadi anggota PDIP. “Kami menyambut baik keputusan Pak Hilmi bergabung dengan PDIP. Nanti kami proses itu dan kami terima,” ungkapnya.

Terkait dengan pendaftaran Hilmi guna memperlancar proses pencalonan dirinya menjadi calon wawali, Sukasno menuturkan hal itu tidak berhubungan. “Kalau daftar untuk memperlancar wawali itu tidak ada hubungannya karena itu berbeda jalurnya. Ada proses masing-masing,” tukasnya.

Dengan pendaftaran Ketua PCNU Solo tersebut, alhasil sudah ada dua nama yang santer diusulkan sebagai calon wawali mendaftar menjadi anggota PDIP. Sebelumnya, tokoh dari Solo Bersama Selamanya (SBS), Achmad Purnomo, menjadi anggota PDIP. Namun, Achmad menegaskan pendaftaran dirinya sebagai anggota PDIP tidak ada kaitannya dengan pengusulan calon wawali.

Di sisi lain, Pembina Jamuro Solo, Abdul Karim, mengaku keberatan dengan pengusulan dirinya sebagai calon wawali. Dia menegaskan selama ini tidak ada satu pihak pun yang melakukan komunikasi dengan dirinya terkait pengusulan menjadi calon wawali. “Kami meminta partai yang pernah mengusulkan nama saya sebagai calon wawali ke PDIP untuk mencabutnya,” tegasnya.

Dia menyatakan tidak pernah dan tidak akan mencalonkan diri sebagai calon wawali. “Saya tidak ambisi. Saya apa tho? Saya tidak mampu untuk menjalankan itu. Saya sudah janji pada diri saya sendiri untuk 100% dakwah,” urainya.

Dia mengaku resah lantaran namanya sering disebut sebagai salah satu calon wawali. Terlebih pekan lalu namanya terpampang dalam spanduk berukuran besar yang terpampang di area car free day (CFD) saat polling terkait calon wawali digelar.

Tidak hanya itu, pria yang akrab disapa Gus Karim tersebut juga mengatakan muncul sejumlah spanduk berukuran besar yang salah satunya memunculkan namanya sebagai salah satu calon wawali. “Itu kalau tidak salah dipasang di tujuh titik. Akhirnya spanduk itu kami hapus nama saya dan nama Jamuro,” ujarnya saat menggelar jumpa pers di Omah Sinten, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya