SOLOPOS.COM - Ilustrasi Lokomotif di Stasiun Cilacap. (Antara)

Solopos.com, BANYUMAS — PT. Kereta Api Indonesia (Persero) akan meluncurkan dua Kereta Api baru yang melayani beberapa rute perjalanan dan salah satunya adalah KA Nusa Tembini relasi Cilacap -Yogyakarta PP pada 2 Juli 2021.

Penamaan Kereta Api ini terinsipirasi dari kisah legenda kerajaan Nusa Tembini yang ada di kawasan Cilacap. Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube Mei Purwaningrum, Kamis (17/6/2021),  diceritakan bahwa Kerajaan Nusa Tembini berada di sebuah pulau kecil  di pantai selatan Jawa yang sekarang dikenal sebagai Nusakambangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kerajaan Nusa Tembini ini memiliki benteng pertahanan berupa pohon bambu ori sebanyak tujuh lapis atau dikenal dengan sebutan baluwarti pring ori pitung sap. Benteng pohon bambu ori ini dikenal sangat kokoh dan tidak  mudah ditembus. Banyak perajurit yang hendak membobol pohon bambu tujuh lapis itu untuk masuk ke kerajaan Nusa Tembini namun gagal.

Baca Juga : KA Nusa Tembini Digadang Angkat Pariwisata Banyumas

Ekspedisi Mudik 2024

Singkat cerita, ada seorang utusan dari Kerajaan Pajajaran bernama Patih Wirandanu yang diberi tugas untuk membobol kerajaan Nusa Tembini. Setelah mengalami kegagalan selama 4 bulan, Patih wirandanu akhirnya mendapatkan strategi bagaimana membobol benteng bammbu ori tujuh lapis itu. Dirinya  ingat ada seorang petani yang tinggal di  kerajaan Nusa Tembini di lokasi yang lama yang pernah mengatakan bahwa kerjaan tersebut bisa dibobol dengan menggunakan pelor emas.

Strategi ini ternyata berhasil karena penghuni benteng bambu ori tujuh lapis itu tergoda untuk mendapatkan pelor emas dengan menebangi benteng bambu ori tersebut hingga akhirnya kerajaan Nusa Tembini terlihat dan Patih Wirandanu akhirnya masuk ke kerajaan dan terkejut melihat sosok Ratu Dewi Sri Wulan yang begitu cantik.

lupa akan tugasnya, Patih Wirandanu justru hendak melamar sang Ratu kerajaan Nusa Tembini itu namun sang Ratu memberikan syarat berupa waktu selama 40 haru untuk memutuskan. sang Ratu mengutus abdinya untuk membuat sebuah arca yang mrip dengan dirinya di suatu tempat yang sekarang bernama Gunung Simping.

Baca Juga : Kantor Kecamatan Baturraden Punya “Kafe” Kopi Sorga  

Arca emas itu harus diberi sesaji sehingga dapat bergerak dan berbicara. Arca itu nantinya juga harus ditempatkan di atas takhta Dewi Sri Wulan sementara sang Ratu meninggalkan kerajaan ke arah timur laut untuk melarikan diri. Karena begitu kasmarannya dengan sang Ratu, Patih Wirandanu tidak sabar menunggu selama 40 hari.

Tepat di hari ke 40, ia segera pergi ke Kerajaan Nusa Tembini dan menuju kursi tahta sang  Ratu dan menemukan arca di kursi tahta tersebut. Arca sang Ratu dipondong keluar dan dinaikkan ke rakit ke seberang  selatan. Bersamaan dengan hal itu,  Kerajaan Nusa Tembini terbakar habis.

Raja Pajajaran yang mengutus Patih Wirandanu sebelumnya menunggu kedatangan sang Patih namun tak kunjung menampakkan  diri. Kemudian sang Raja mengirim puteranya yang bernama Pangeran Banjarsari untuk menyusul ke Nusa  Tembini namun saat sampai di Gunung Gajah, dia melihat Patih Wirandanu yang memondong arca Dewi Sri Wulan.

Baca Juga : Asyik! Ada Kereta Baru Layani Rute Purwokerto-Bandung

Lalu sang Pangeran membunuh Patih Wirandanu dan dia memakamkannya di kaki Gunung Gajah. Ketika Pangeran Banjarsari melihat arca sang Ratu, ia pun ikut jatuh hati. Namun arca itu tiba-tiba melompat dan Pangeran Banjarsari mengejarnya hingga akhirnya tak diketemukan lagi. Pangeran Banjarsari bersama abdinya Ki Denggung terus menunggu kemunculan sang Ratu hingga ajal menjemputnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya