SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA– Dokter Andreas Hary, dokter pribadi tersangka kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Nunun Nurbaeti, menjelaskan bahwa kondisi pasiennya sampai kemarin petang masih sakit.

“Dalam pengantar dokter KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) disebutkan ibu menderita stroke iskemik berulang. Itu gangguan aliran darah atau gangguan fungsi sel otak,” kata Dokter Andreas Hary, Selasa (13/12/2011).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dokter Andreas mengaku tidak melakukan pemeriksaan kesehatan selama Nunun pingsan dan dibawa ke RS MMC hingga ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Andreas mengaku hanya mendampingi dan tidak berwenang memberikan pemeriksaan kesehatan.

Ekspedisi Mudik 2024

Andreas pun menceritakan peristiwa kemarin. Sekitar pukul 15.00 WIB, Dokter Andreas ditelepon dokter dari Komisi Pemberantasan Korupsi. “Dokter KPK mengatakan tensi Ibu 200/110, itu tensi pingsan,” kata Andreas.

Saat itu, Andreas meminta dokter KPK untuk memberikan oksigen sekitar dua liter per menit. “Saya minta infus, tapi tidak ada. Lalu, saya meminta Ibu dipindahkan ke lokasi yang memadai,” kata Andreas.

Akhirnya disepakati lokasi rumah sakit terdekat, yakni RS MMC. Saat tiba di RS MMC, Dokter Andreas melihat sudah ada tim dokter dari KPK. “Saya tidak punya wewenang memeriksa Ibu. Saya hanya menemani dan melihat. Karena Pak Adang (Adang Daradjatun, suami Nunun) menghubungi saya dan meminta mendampingi Ibu,” ujar Andreas.

Andreas sendiri tidak mengetahui kondisi istri dari mantan Wakapolri itu pagi ini. VIVAnews

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya