Solopos.com, SOLO — CEO Batik Keris Lina Tjokrosaputro buka-bukaan menceritakan perjuangannya merombak Omah Lowo Solo menjadi Museum Batik Keris.
Selama puluhan tahun, Omah Lowo yang berada di Laweyan Solo menjadi sarang kelelawar atau lawa dalam bahasa jawa. Karena menjadi sarang kelelawar, bangunan berarsitektur ala Eropa ini dijuluki Omah Lowo.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kini Omah Lowo Solo telah berganti rupa menjadi Rumah Heritage yang menjadi benang merah perjalanan Batik Keris.
Baca Juga: Dulu Menyeramkan, Kini Omah Lowo di Solo Bak Bangunan Megah Eropa
Rumah ini pada 1920-an silam milik Sie Djian Ho, leluhur mendiang suaminya, Presiden Direktur PT Batik Keris Handianto Tjokrosaputro. Karena banyak faktor, kepemilikan Omah Lowo baru kembali ke keluarga sang suami pada 2016 lalu.
Setelah melalui perjalanan panjang, bangunan direnovasi sehingga menyulap Omah Lowo menjadi Rumah Heritage yang difungsikan sebagai galeri display batik dan pusat kerajinan.