SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video Youtube Nunggaksemi Channel, kegiatan Festival Tani di Desa Parangjoro, Grogol, Sukoharjo. (Youtube)

Solopos.com, SUKOHARJO — Komunitas Nunggak Semi beranggotakan beberapa warga Parangjoro, Grogol, Sukoharjo, berharap kegiatannya dapat menjadi embrio desanya menjadi Desa Festival. Hal itu disampaikan Adik Wibowo, salah satu anggota komunitas Nunggak Semi, Kamis (12/5/2022).

Kepada Solopos.com, Adik Wibowo mengatakan Nunggak Semi awalnya bernama Explore Parangjoro. Namun kemudian dalam beberapa kegiatan Explore Parangjoro ternyata tak hanya berkegiatan di desa setempat, sehingga mereka mengubah namanya menjadi Nunggak Semi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Awalnya Explore Parangjoro, tapi karena berkegiatan di luar [daerah] namanya jadi kurang luwes, akhirnya diganti menjadi Nunggak Semi yang bisa diistilahkan dari kata nunggak yang artinya menurunkan kepada generasi selanjutnya. Dan semi yang diharapkan dapat disemai hal-hal baik oleh generasi berikutnya,” jelasnya saat dijumpai Solopos.com di rumahnya.

Adik mengatakan kegiatan Nunggak Semi bermula dari hobi dan kegemaran para anggota tentang seni dan budaya. Anggota komunitas yang baru berdiri dua tahun itu berasal dari pendidik, budayawan hingga pelaku UMKM. Para anggota berasal dari Parangjoro, tapi ada beberapa anggota yang saat ini tidak lagi berdomisili di Parangjoro.

Dengan potensi yang ada itu, pihaknya sering melakukan kegiatan bersama untuk nguri-uri budaya yang ada di daerahnya. Tak hanya komunitas, dalam beberapa kegiatan dia mengaku sering melibatkan warga sekitar bahkan pemerintah desa setempat.

Baca juga: Nunggak Semi Boyolali-Sukoharjo Angon Rasa ke Magelang, Ini Tujuannya

Sebagai informasi, Parangjoro sendiri memiliki pabrik tahu tradisional, museum tani yang masih dalam proses pengelolaan, hingga beberapa pabrik tekstil yang tersebar di sekitarnya.

Dari sanalah Nunggak Semi pada September 2021 membuat kegiatan Festival tani yang dilakukan di kawasan persawahan desa setempat.

“Pada 24 September 2021 Nunggak Semi yang pada waktu itu masih bernama Explore Parangjoro bersama ISI Solo menyelenggarakan Festival Tani Daring. Warga juga turut antusias bahkan pemerintah desa hingga Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo turut mengapresiasi kegiatan,” katanya.

Tak hanya Festival Tani, pemilik LKP Medwist Kapal Pesiar itu juga mengatakan banyak tamu dari mancanegara yang diajak berkeliling desa Parangjoro dalam berbagai kesempatan.

Baca juga: Sukoharjo Terapkan PTM 100 Persen, Kantin Sekolah Boleh Buka Tapi…

Sayangnya dalam beberapa kegiatan pihaknya selalu mengadakan tanpa rencana alias mendadak, hal itu yang terkadang membuat pemerintah desa kesulitan membantu secara pendanaan. Namun hal itu tidak membuat friksi antara komunitas dengan pemerintah desa.

Membangun Perekonomian Warga

Di lain sisi dia berharap dengan potensi pabrik tekstil dan tahu yang ada di desanya dapat membangun perekonomian warga sekitar. Pasalnya selain membuat berbagai kegiatan seperti festival bahkan lomba fotografi pihaknya juga melakukan pendampingan masyarakat terutama terkait UMKM.

“Kami berharap perekonomian warga masyarakat juga dapat terangkat. Terakhir kami mengadakan pelatihan pembuatan stik tahu sebagai pengabdian kepada masyarakat. Agar masyarakat Parangjoro juga dapat termotivasi untuk berwirausaha melalui pelatihan pembuatan stik tahu itu, sebagai tahap pemulihan UMKM pascapandemi,” jelasnya.

Dia juga menyebut pada Agustus mendatang akan diadakan festival fashion show pakaian dari kain perca yang saat ini masih dalam proses persiapan.

Baca juga: KLHK Ambil 4 Sampel di Sungai Sekitar PT RUM Sukoharjo

Diwawancarai terpisah, anggota Nunggak Semi yang saat ini berdomisili di Sawit, Boyolali, Adimas Suratman, mengatakan kegiatan Nunggak Semi pada dasarnya memang berawal dari obrolan saja sehingga tidak ada target khusus maupun waktu yang terjadwal dalam pelaksanaannya.

“Sederhananya begini, kami melakukan kegiatan itu atas dasar kesenangan saja. Apa yang ada itu kami pakai jadi tidak mengada-adakan. Misalnya saat festival kami tidak bingung mencari panggung dan lainnya, menu masakan juga seadanya. Makanan apa saja dikumpulkan terus jadi bancakan,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com melalui telepon, Kamis.

Dia berharap masyarakat semakin sadar bahwa potensi di sekeliling mereka menjadi sebuah harapan bagi keberhasilan mereka sendiri. Dia bahkan mengistilahkan mestakung alias semesta mendukung, sehingga potensi itu bisa berkembang jika masyarakat mau turut bergerak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya