SOLOPOS.COM - Logo Fatayat Nahdlatul Ulama (JIBI/Madiunpos.com/Dok.)

Nahdlatul Ulama akan membangun rumah sakit senilai Rp80 miliar di Sumberlawang, Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan membangun rumah sakit (RS) tipe D di Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. RS tersebut bakal berdiri di lahan seluas 9.000 meter persegi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penjelasan tersebut disampaikan Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang (PC) NU Sragen, Makruf Islamudin, saat diwawancarai wartawan di Sragen, Kamis (9/11/2017). Menurut dia, pembangunan rumah sakit tersebut adalah pilot project nasional.

Ada lima kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) yang diproyeksikan menjadi lokasi pembangunan RS tipe D tersebut. Selain Sragen, RS NU akan dibangun di Temanggung, Magelang, Klaten, serta Purworejo.

Ekspedisi Mudik 2024

“PBNU ingin buat RS dengan diawali di Jateng, yaitu di lima daerah, salah satunya Sragen. Kemungkinan ini gelombang I dan akan ada gelombang berikutnya. Sistemnya kerja sama antara PBNU dan PCNU,” ujar dia.

Makruf menjelaskan kerja sama tersebut berupa pembagian tugas dan tanggung jawab. Di Sragen, PCNU bertanggung jawab atas pengadaan lahan. Sedangkan PBNU membangun gedungnya.

Menurut informasi yang diperoleh Makruf dana untuk membangun gedung RS di Sragen sekitar Rp80 miliar. Pembangunan fisik RS ditargetkan mulai 2018 dan memakan waktu dua tahun.

“PCNU sudah memproses pembelian lahannya di Kacangan. Luasnya 9.000 meter persegi lebih sedikit. Harga total Rp2 miliar. Saat ini sudah kami beri DP. Sebelum tahun berganti kami lunasi kekurangannya,” sambung dia.

Makruf menerangkan Kacangan dipilih setelah melalui kajian mendalam dengan PBNU dan koordinasi dengan Pemkab Sragen. Sumberlawang dinilai cukup potensial karena lokasi berada di pinggir jalan Solo-Purwodadi.

Selain itu keberadaan RS di Kacangan dinilai bisa menyedot pasien di pinggiran Purwodadi. “Kalau di Sragen kota tidak diizinkan Bupati karena sudah banyak RS. Akhirnya pilihan jatuh ke Kacangan, Sumberlawang,” kata dia.

Makruf menerangkan saat ini sedang diajukan permohonan izin pembangunan RS NU di Sumberlawang. Dia menilai sudah saatnya NU mengambil peran dalam pemberian layanan kesehatan kepada umat (masyarakat).

“Sesuai tipe RS nya, kapasitas rawat inap RS ini nanti sekitar 50 tempat tidur. Untuk lahan tidak ada masalah. Kami sudah edarkan sertifikat sedekah jariyah. Sudah ada 9.000 lembar yang kami edarkan ke warga NU,” ujar dia.

Kendati baru terkumpul sedekah sekitar Rp200 juta, Makruf optimistis mampu mengumpulkan kekurangan dana sebelum tahun 2017 berakhir. “Sertifikat sudah edar, tinggal tarik sebenarnya,” tutur dia.

Ihwal pendapatan RS nantinya, menurut Makruf akan ada sharing antara PCNU dengan PBNU. Besarannya 20 persen PCNU dan 80 persen PBNU. Bagi hasil itu akan berlangsung sekitar 30 tahun ke depan.

Setelah berjalan 30 tahun, nilai bagi hasil dibalik. PCNU Sragen berhak atas 80 persen pendapatan, dan PBNU 20 persen. “Tentang biaya RS mungkin nanti untuk warga NU bisa ada sedikit keringanan,” sambung dia.

Tokoh muda NU Sragen, Nur Muhammad, menilai sudah saatnya NU bangkit secara keorganisasian untuk lebih mengambil peran dalam berbagai kegiatan sosial, kemanusiaan, termasuk pemberian layanan kesehatan. Dia optimistis program pembangunan RS di Sragen dapat berjalan dengan dukungan semua elemen NU.

“Keberadaan RS ini sangat penting bagi masyarakat. Kami akan dukung sepenuhnya,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya