SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Ketua Umum Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi mengusulkan pemilihan langsung dalam pemilihan kepala daerah dihapuskan. Alasannya, pilkada telah menumbuhkan pragmatisme yang kuat dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

“Pilkada langsung dihapus saja. Sistem demokratisasi ini akan membangun pragmatisme yang akan menghancurkan tata nilai sosial,” kata Hasyim dalam Seminar Nasional “Masyarakat Sipil dan Demokratisasi di Indonesia : Belajar dari Pengalaman Pemilu dan Pilkada” di Hotel Gran Mahakam, Rabu (5/8).

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Hasyim menuturkan, masyarakat lebih memilih cash and carry  dalam kehidupan berdemokrasi. Hal itu, kata dia, akibat kuatnya para politisi menggunakan pragmatisme dalam berpolitik. Dia melanjutkan, pragmatisme yang mulai marak ini akan berakibat sistem kontrol hilang.

“Politisi pun berpikir kewajibannya kepada masyarakat sudah dibayar cash and carry,” ujarnya.

Kondisi ini, kata Hasyim, akan mempersulit pembangunan nilai agama dan kearifan lokal. Pragmatisme telah memotong garis tata nilai.
“Ketokohan seorang kiai tidak akan diikuti masyarakat, akibat pragmatisme yang berkembang di masyarakat,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua Lembaga Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bachtiar Effendy. Menurut Bachtiar, pemilihan secara langsung bisa dihapuskan untuk tingkat provinsi.

“Kalau (pemilihan langsung) provinsi kami dukung (dihapuskan). Pemilihan di kabupaten/kota tetap perlu sesuai dengan semangat otonomi daerah,” ujarnya.

tempointeraktif/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya