SOLOPOS.COM - Bus Damar Sasongko melaju ke luar dari pintu Timur Terminal Tirtonadi, Solo, Senin (27/6/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kabupaten Sukoharjo disebut sebagai satu-satunya wilayah di Jawa Tengah yang tidak memiliki bus bumel. Akan tetapi, wilayah Sukoharjo dikenal memiliki sejumlah bus perintis yang legend.

Bus perintis merupakan angkutan operasional bersubsidi untuk melayani daerah terisolir dan belum berkembang. Angkutan ini berguna untuk menunjang berbagai macam bentuk kegiatan baik kegiatan ekonomi, budaya, sosial dan pariwisata.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Minggu (3/7/2022), ada tujuh bus jurusan Sukoharjo yang cukup terkenal dan terkenang di benak masyarakat.

Kepala Urusan Lalu Lintas Terminal Tirtonadi, Sunardi, menyebutkan bus perintis jurusan Solo-Sukoharjo melayani trayek Solo-Semanggi-Grogol-Sukoharjo-Songgorunggi-Mento-Klerong-Jatipuro, dan sekitarnya.

“Sekarang yang jalan hanya satu, dua, paling banyak ya empat bus [tiap PO],” ucap Sunardi kepada Solopos.com, Senin (27/6/2022).

Baca juga: Disebut Tak Punya Bumel, Ini Deretan Bus Kota Legend di Sukoharjo

Sunardi menyebutkan tujuh PO itu yakni Adi Katon (1 bus), Sunar Adi (1 bus), Setia Rini (1 bus), Nusa (1 bus), Putra Mulya (2 bus), Bekonang Putra (1 bus), dan Damar Sasongko (4 bus). Tujuh perusahaan itu melayani jurusan Solo-Sukoharjo pulang-pergi.

Salah satu sopir bus legend Damar Sasongko yang melayani jalur perintis Solo-Sukoharjo, Purnomo, 40, mengatakan penumpangnya berkisar dalam kelompok usia 30 tahun ke atas.

“Yang naik itu rata-rata 30-an, 30-an ke atas, mereka yang sudah dari muda sering wira-wiri [Solo-Sukoharjo],” ucapnya.

Purnomo merasakan penurunan jumlah penumpang yang drastis semenjak anak sekolah sudah bisa membawa kendaraan dan perkembangan teknologi yang kian canggih. “Yang paling kerasa itu anak sekolah, wah dulu itu sampai penuh, rombongan banyak dari SMA sini SMP sana, lama-lama udah naik kendaraaan sendiri, naik ojek online,” ucapnya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (24/6/2022).

Menurunnya jumlah penumpang, kata Purnomo, membuat sejumlah bus Solo-Sukoharjo terpaksa tidak beroperasi. Bahkan, sopir-sopir bus yang dulu mengemudi, kini banting setir menjadi pedagang hingga kuli bangunan.

Baca juga: Sukoharjo Jadi Satu-satunya Daerah di Jateng yang Tak Punya Bus Bumel

Damar Sasongko

Damar Sasongko adalah nama bus peritis yang kali pertama membuka trayek Solo-Sukoharjo-Klerong, yaitu persimpangan arah Jatipuro, Wonogiri, Sukoharjo, dan Karanganyar. Pemilik channel Youtube Djody Why dalam video yang diunggah pada Februari 2020 lalu menyebut sopir bus tersebut mengeluhkan kondisi kendaraan yang sudah tidak prima.

Mereka menyebut naik bus legend Solo-Sukoharjo, Dmar Sasongko, serasa naik bus perang. Mengapa demikian?

Bus yang melayani rute Jatipuro – Klerong – Sambirejo – Pasar Mento – Plesan – Songgorunggi – Sukoharjo – Solo PP itu mematok tarif Rp12.000 per orang. Bus tersebut mulai mengaspal jalanan sekitar tahun 1992.

Kala itu ada enam bus, yang kemudian pada tahun 1995 jumlahnya bertambah menjadi delapan. Pada tahun 2000-an, jumlah penumpang bus legendaris ini mulai menurun karena kemudahan kredit sepeda motor.

Bus Damar Sasongko juga merupakan angkutan umum pertama di Kecamatan Jatipuro. Sebelumnya masyarakat seperti terisolasi dan setelah adanya Bus Damar Sasongko ini masyarakat bisa berpergian ke kota.

Namun saat ini Sang Perintis perlahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Kondisinya saat ini seperti hidup segan, mati tak mau.

Baca juga: Legend! Deretan Bus Bumel Solo-Jogja, Pernah Naik?

Wahyu Putra

Bus dengan rute Sukoharjo-Kartasura ini juga termasuk salah satu yang legend. Minibus ini melayani penumpang dengan rute tersebut setiap harinya.

Sekitar tahun 2012-2014, bus ini masih tetap eksis meski kondisinya tak lagi prima. Asap tebal yang keluar dari knalpot dan laju yang kencang menjadi ciri khas bus yang satu ini.

Bus legend Sukoharjo-Kartasura ini juga melintasi Kota Solo, tepatnya di sekitar Pasar Kliwon dan perempatan Gemblegan. Jalur yang padat di sana, ditambah dengan aktivitas pedagang pasar membuat bus ini bertahan meskipun jumlah penumpangnya terus menurun.

Setia Rini

Warga Sukoharjo tentu tidak asing dengan bus Po Setia Rini. Bus ini merupakan kebanggaan warga Kecamatan Bekonang.

Bus legend di Sukoharjo ini melayani trayek Kartasura-Gembongan-Kleco-Manahan-Pedaringan-UNS-Jurug-Palur-Jatimlang-Jatisari-Demakan-Mojolaban-Bekonang-Polokarto-Glondongan-Godog-Kemasan-Konokerjo-Sugihan-Kramat-Waduk Mulur-Bendosari-DKR-Proliman-Sukoharjo.



Baca juga: Legend! Bus Perintis Solo-Karanganyar Dan Solo-Sukoharjo Masih Eksis Lo

Tarifnya pun terjangkau, cukup Rp10.000 per orang. Sayangnya, kini kondisi bus tersebut sangat memprihatinkan. Sopir bus hanya bekerja sendirian tanpa dibantu kondektur.

Padahal dulu bus tersebut menjadi moda transportasi andalan warga Sukoharjo. Sekitar 10 tahun lalu, setiap pagi penumpang berjubel memadati bus tersebut sampai nggandul.

Akan tetapi, kini bus tersebut sering berjalan kosong tanpa memuat satu penumpang pun. Dari 15 bus yang dulu mengaspal, kini hanya tinggal dua yang masih melayani penumpang. Para penumpang setia itu adalah pedagang pasar dan buruh pabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya