SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Anggaran normalisasi sungai dengan pembangunan bronjong untuk daerah terkena dampak erupsi Merapi di DIY hanya Rp16 M. Jumlah tersebut dinilai sangat minim mengingat masih ada Rp1,3 juta kubik material Merapi yang belum keluar seperti diperkirakan para ahli.

Ketua Komisi C DPRD DIY Sukamto, usai meninjau lokasi pembangunan bronjong di Sleman, Rabu (14/9) mengatakan, dari Rp150 miliar dana normalisasi sungai yang diajukan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWS) ke Pusat, hanya Rp51 miliar yang disetujui. Dana itu pun masih dibagi dengan Jawa Tengah sebanyak Rp35 miliar. Padahal kata dia, biaya normalisasi sungai dengan pengerukan sungai serta pembangunan bronjong untuk Sleman saja diperkirakan minimal Rp50 miliar. Adapun alokasi Rp16 miliar bakal digunakan membangun bronjong di Kali Opak, Gendol, Krikilan dan wilayah Bantul (Diperhitungkan dari pos dana untuk Sleman).

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

“Kalau Rp16 miliar tentu saja kurang, kami berharap BBWS desak pusat soal ini, kami memperkirakan Sleman saja setidaknya butuh Rp50 miliar,” terangnya.

Pembangunan sarana seadanya dari dana yang terbatas dikhawatirkan tak dapat membendung laju lahar dingin yang keluar dari perut Merapi. Apalagi dalam waktu dekat diprediksi memasuki musim penghujan. Menurut Sukamto, para pakar memperkirakan masih ada sekitar 1,3 juta kubik material Merapi yang belum keluar. Bila kondisi tersebut tak dapat diatasi, banjir lahar dingin bisa terjadi hingga perbatasan Solo. Dikatakannya pula, sejumlah daerah di Sleman seperti Kalasan dan Ngemplak sangat rawan banjir lahar.(Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya