SOLOPOS.COM - Ilustrasi penembakan (Solopos/JIBI/Dok.)

Solopos.com, SEOUL — Korea Utara (Korut) secara terbuka mengeksekusi setidaknya tujuh orang dalam dekade terakhir karena menonton atau mendistribusikan video K-pop dari Korea Selatan.

Menurut laporan hak asasi manusia (HAM) yang dirilis pada Rabu (15/12/2021), tindakan itu dilakukan atas perintah sang pemimpinnya, Kim Jong-un yang mereka sebut sebagai “kanker ganas”.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kelompok tersebut, Transitional Justice Working Group (TJWG) yang berbasis di Seoul, seperti dikutip Liputan6 dari New York Times, Kamis (16/12/2021), mewawancarai 683 pembelot Korea Utara sejak 2015 untuk membantu memetakan tempat-tempat di Utara di mana orang-orang dibunuh dan dikubur dalam eksekusi publik yang disetujui negara.

Dalam laporan terbarunya, kelompok itu mengatakan telah mendokumentasikan 23 eksekusi semacam itu di bawah pemerintahan Kim.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Setel Musik Terlalu Keras, Seorang Warga di Australia Ditangkap

Sejak mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu, Kim telah menyerang hiburan Korea Selatan seperti lagu, film, dan drakor atau drama TV Korea Selatan, yang menurutnya merusak pikiran orang Korea Utara.

Di bawah undang-undang yang diadopsi Desember tahun lalu, mereka yang mendistribusikan hiburan Korea Selatan terancam hukuman mati. Salah satu taktik tindakan keras Kim adalah menciptakan suasana teror dengan mengeksekusi secara terbuka orang-orang yang dinyatakan bersalah karena menonton atau mengedarkan konten yang dilarang.

Meskipun tidak mungkin untuk menemukan skala sebenarnya dari eksekusi publik di negara totaliter yang terisolasi, tetapi TJWG berfokus pada eksekusi yang telah terjadi sejak Kim naik dan pada eksekusi yang terjadi di Hyesan, sebuah kota Korea Utara dan pusat perdagangan utama di perbatasan dengan China.

Ribuan pembelot Korea Utara ke Korea Selatan telah tinggal atau telah melewati Hyesan. Kota berpenduduk 200.000 orang ini merupakan pintu gerbang utama untuk informasi luar, termasuk hiburan Korea Selatan yang disimpan di memory stick komputer dan dibajak melintasi perbatasan dari China. Dengan demikian, Hyesan telah menjadi fokus dalam upaya Kim untuk menghentikan infiltrasi K-pop.

Baca Juga: Sinovac dan CanSino Klaim Produk Vaksinnya Efektif Halau Omicron

Mengendalikan Setiap Aspek Kehidupan

Menurut laporan itu, dari tujuh eksekusi karena menonton atau mendistribusikan video Korea Selatan, semuanya kecuali satu terjadi di Hyesan. Enam lainnya di Hyesan terjadi antara 2012 dan 2014.

Kim Jong-un memerintah Korea Utara dengan bantuan kultus kepribadian dan mesin propaganda negara yang mengendalikan hampir setiap aspek kehidupan di Utara. Semua radio dan televisi diatur hanya untuk menerima siaran pemerintah.

Orang-orang diblokir dari menggunakan Internet global. Tetapi beberapa orang Korea Utara masih bisa diam-diam menonton film dan drakor atau drama TV Korea Selatan. Ketika ekonomi Korea Utara mengalami kesulitan di tengah pandemi dan sanksi internasional, pembelotan ke Selatan terus berlanjut.

Namun, jumlah pembelot yang tiba di Korea Selatan telah menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengumpulkan informasi baru tentang Korea Utara menjadi lebih sulit. Pemerintah Kim juga semakin memperketat pembatasan perbatasan di tengah pandemi.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini : 16 Desember 1989, Revolusi Rumania Pecah

Tetapi Daily NK, sebuah situs web berbasis di Seoul yang mengumpulkan berita dari sumber-sumber rahasia di Utara, melaporkan bahwa seorang penduduk desa dan seorang perwira militer dieksekusi secara terbuka tahun ini di kota-kota yang lebih dalam karena mendistribusikan atau memiliki hiburan Korea Selatan.

Dan beberapa kliping video persidangan dan eksekusi publik yang difilmkan secara diam-diam telah diselundupkan keluar dari Korea Utara. Dalam cuplikan yang ditayangkan di stasiun TV Korea Selatan Channel A tahun lalu, seorang mahasiswa Korea Utara dibawa ke hadapan banyak orang, termasuk sesama mahasiswa, dan dikutuk karena memiliki stik USB yang berisi sebuah film dan 75 lagu dari Korea Selatan.

Shin Eun-ha memberi tahu Channel A tentang eksekusi publik yang dia dan teman-teman sekelasnya tonton dari barisan depan ketika dia duduk di kelas dua di Korea Utara.

“Tahanan itu hampir tidak bisa berjalan dan harus diseret keluar. Saya sangat ketakutan sehingga saya tidak berani melihat seorang tentara berseragam selama enam bulan sesudahnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya