SOLOPOS.COM - DIALOG 4 PILAR- (kedua kiri ke kanan), Akademisi UNS, Prof Drs H Totok Sarsito, Anggota MPR , Arif Budimanta dan, Wakil ketua MPR, Hajriyanto Y Thohari, saat dialog 4 Pilar Goes To Campus, di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Senin (25/6). (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

DIALOG 4 PILAR- (kedua kiri ke kanan), Akademisi UNS, Prof Drs H Totok Sarsito, Anggota MPR , Arif Budimanta dan, Wakil ketua MPR, Hajriyanto Y Thohari, saat dialog 4 Pilar Goes To Campus, di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Senin (25/6). (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO–Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menyosialisasikan empat pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di kampus-kampus melalui kegiatan, 4Pilar Goes to Campus, Senin (25/6/2012) bagi mahasiswa UNS di Auditorium UNS.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Wakil Ketua MPR, Drs Hajriyanto Y Thohari MA, mengungkapkan 4Pilar Goes to Campus bertujuan memasyarakatkan empat pilar NKRI. “Ada beberapa metode yang digunakan MPR untuk menyosialisasikan empat pilar NKRI,” terangnya saat jumpa pers sebelum acara 4Pilar Goes to Campus di Ruang Sidang IV UNS, Senin (25/6).

Metode tersebut, terangnya, yaitu sosialisasi secara konvensional melalui ceramah dan dialog yang diikuti beberapa komponen masyarakat, seminar dan diskusi, lomba cerdas cermat dan penulisan populer tentang NKRI, outbound untuk generasi muda, melalui budaya dengan menggelar wayang kulit, wayang golek dan lainnya, sosialisasi melalui media massa, talkshow.

UNS, terangnya, merupakan kampus keenam yang dikunjungi MPR. Sebelumnya telah digelar 4Pilar Goes to Campus di Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, Universitas Erlangga, Universitas Gadjah Mada.

Dalam sambutannya Hajriyanto mengungkapkan pelaksanaan UUD 1945 sejak amandemen atau perubahan keempat, telah berlangsung kurang lebih 10 tahun. Perubahan konstitusi pada dasarnya merupakan keniscayaan bagi bangsa yang multidimensional seperti Indonesia. Gerak sosial masyarakat dan perkembangan zaman, menuntut negara lebih peka dan peduli terhadap kebutuhan warga negaranya. “Perubahan konstitusi bukan hal tabu,”katanya.

Setelah menjalankan konstitusi baru selama 10 tahun, ungkapnya, sudah sepantasnya dilakukan evaluasi, apakah sudah optimal atau belum memberikan hasil yang maksimal bagi masyarakat Indonesia.

Rektor UNS, Prof Dr Ravik Karsidi MS, mengungkapkan sejak awal berdirinya UNS, universitas ini sudah berkomitmen menjadi benteng Pancasila. Oleh karena itu ketika beberapa tahun lalu terjadi perdebatan soal pancasila, UNS tetap mewajibkan mata kuliah Pendidikan Pancasila dua Satuan Kredit Semester (SKS) bagi setiap mahasiswa UNS.

Selama ini, UNS juga telah mencerminkan kebhinekaan. Hal itu terwujud antaralain pada pendirian tempat ibadah semua agama. Yaitu adanya masjid, vihara, pura dan gereja di kampus. Bahkan posisinya berdekatan.

Saat ini, terangnya, mahasiswa UNS berasal dari 33 provinsi di Indonesia. Bahkan ada mahasiswa asing yang berasal dari 22 negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya