SOLOPOS.COM - Ningsih Tinampi (Muhajir Arifin/detikcom)

Solopos.com, PASURUAN — Nama Spiritual Ningsih Tinampi kini sedang naik daun. Kemampuannya yang diklaim bisa mengobati seseorang dari gangguan jin dan ilmu hitam banyak mendapat pengakuan dari banyak pihak.

Namun, kali ini Ningsih Tinampi dikritik seusai pernyataannya yang justru menyalahkan korban pemerkosaan. Hal tersebut ia katakan ketika mengobati pasiennya seorang wanita yang menggunakan baju berwarna kuning.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: 2 CPNS Wonogiri Hasil Seleksi 2018 Gagal Jadi PNS, Ini Penyebabnya

Dalam video yang diunggah di kanal Youtube miliknya, Senin (18/11/2019), Ningsih Tinampi berpesan kepada orang tua agar tidak menyalahkan korban pemerkosaan karena niat pelaku pemerkosaan timbul karena nafsu yang datang dari orang diperkosa.

Berikut pernyataan lengkap Ningsih Tinampi:

Orang diperkosa itu jangan menyalahkan orang yang merkosa. Bapak Ibu punya anak-anak perempuan, orang yang merkosa, jangan menyalahkan orang yang merkosa.

Baca Juga: Ini Daftar 100 Perguruan Tinggi Non-Vokasi Terbaik di Indonesia 2019

Karena apa? Orang yang memperkosa itu nafsunya datangnya dari orang yang diperkosa. Jadi semua itu salahe wonge, salahe wedhoke [salah orangnya, salah wanitanya].

Dia pakai baju yang minim-minim dan dia selalu genit-genit di depan orang jadi itu yang membuat munculnya pemerkosaan. Jadi, pemerkosaan bukan berarti orang yang merkosa sing [yang] salah. Tidak, nek bagi aku, sing tak salahno sing diperkosa, dipamer-pamerno yo ora? [yang saya salahkan yang diperkosa, dipamer-pamerin badannya].”

Baca Juga: Canggih! Mahasiswa UNS Solo Bikin Detektor Kapal Nelayan Tenggelam

Dia merasa kesal karena jin yang merasuki pasiennya adalah wanita yang bunuh diri karena diperkosa oleh enam orang. Menurut dia, wanita tersebut semasa hidupnya genit dengan pria. Bahkan, sebelum diperkosa wanita berumur 18 tahun itu minum minuman keras dengan teman-temannya yang berujung pada pemerkosaan.

Akibatnya, wanita itu hamil. Tapi, keenam pelaku tidak ada yang mau tanggung jawab. Akhirnya, wanita tersebut bunuh diri dan rohnya masuk ke dalam tubuh pasien.

Baca Juga: Terdakwa Pembunuh Caleg Golkar Sragen di Wonogiri Dituntut 16 Tahun Penjara

Sontak, pernyataan Ningsih Tinampi mendapat tanggapan dari Komisioner Komnas Perempuan, Adriana Venny. Ia menilai orang yang menyalahkan korban pemerkosaan merupakan fenomena kemunduran.

“Ya itu merupakan kemunduran,” terang Adriana yang dilansir dari Detik, Rabu (27/11/2019).

Lebih lanjut, Adriana Venny mengatakan jika korban masih di bawah umur akan berefek seumur hidup dan seluruh keluarganya.

Baca Juga: Sejumlah Kendaraan Pelat Merah di Lamongan Ketahuan Tak Bayar Pajak

“Apalagi jika korbannya masih di bawah umur. Karena dampaknya bisa seumur hidup dan mempengaruhi seluruh keluarga. Bayangkan jika kami sebagai ibu yang anak perempuannya diperkosa, lalu pelaku bebas berkeliaran tidak dapat sanksi, pasti ibunya juga ikut menderita,” tambahnya.

Soal cara berpakaian wanita, ia berujar di Indonesia korban pemerkosaan ada yang bayi hingga nenek-nenek.

“Di Indonesia itu bukan karena baju, ada bayi atau nenek diperkosa,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya