Hari gajian selalu dinantikan siapa saja, tak terkecuali Jon Koplo, seorang guru tidak tetap di sebuah sekolah swasta di Kota Solo. Kebetulan suatu ketika hari gajian yang tanggal 1 jatuh pada hari Sabtu. Sore itu Jon Koplo, memboncengkan Lady Cempluk, istrinya, dan Tom Gembus, anak semata wayangnya yang baru berumur 2 tahun, menuju ke sebuah supermarket terkenal di Solo untuk nanjakke blanjan.
Setelah mubeng–mubeng dan sudah merasa cukup mencari kebutuhan sehari–hari, mereka bertiga berjalan keluar. Kebetulan di dekat situ ada warung bakso. Merasa gajinya masih sisa banyak, Jon Koplo mengajak Lady Cempluk dan Tom Gembus untuk ngiras bakso di situ.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Singkat cerita, karena kebutuhan rumah tangga sudah terpenuhi dan perut juga sudah kenyang, Koplo pun mengajak anak istrinya pulang. Sesudah menaruh bawaan yang lumayan banyak di depan jok motor, Jon Koplo langsung nyetater motornya, semantara istrinya masih sibuk memasang sepatu anaknya sambil mbenakke gendongan. Merasa istri dan anaknya sudah naik, tanpa menoleh ke belakang Koplo langsung tancap gas, nggeblas meninggalkan istri dan anaknya yang belum sempat naik.
Melihat suaminya sudah nggenjrit meninggalkan, Cempluk pun bengak-bengok memanggil, tapi Koplo telanjur bablas. Dengan perasaan malu, Cempluk dan anaknya terpaksa menunggu kedatangan sang suami.
Benar saja, beberapa saat kemudian, Koplo datang sambil senyam-senyum merasa bersalah. Tentu saja ia disambut istrinya dengan dampratan, “Ealah mbasan wareg kok anak bojone ditinggal!“.
Sambil ngguya-nguyu untuk menenangkan istrinya, Jon Koplo langsung bilang, “Wis, ayo ndang munggah…”
Nashrudin, Dukuh, Karangasem RT 15, Tanon, Sragen