JAKARTA–Otoritas Bank Indonesia (BI) mengungkapkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih terus berlanjut karena kondisi pasar keuangan global yang belum pasti.
Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024
”Tekanan terhadap rupiah dipengaruhi oleh prospek ekonomi global yang rentan, serta kondisi ketidakpastian pasar keuangan global,” kata Kepala Biro Humas Bank Indonesia, Difi Johansyah, akhir pekan kemarin.
Lebih lanjut, Difi mengatakan rupiah secara point to point melemah sebesar 0,94% (mtm) ke level Rp 9.535 per dolar AS. Ini secara rata-rata melemah 0,63% bulan ke bulan menjadi Rp 9.493 per dolar AS. Ekspor tertekan di tengah impor yang masih relatif kuat. Hal ini, turut mempengaruhi keseimbangan supply dan demand di dalam negeri.
Melemahnya nilai tukar rupiah, membuat BI memperhatikan pasar valuta asing agar nilai tukar rupiah tidak memburuk. BI terus mencermati keseimbangan di pasar valuta asing untuk mengarahkan pergerakan nilai tukar rupiah sejalan dengan fundamentalnya.