SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

JAKARTA — Organisasi Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) mencatat nilai kontrak yang sudah diperoleh perusahaan galangan anggota asosiasi sudah mencapai US$100 juta saat ini.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Ketua Umum Iperindo Tjahjono Roesdianto mengatakan sebagian besar perusahaan galangan kapal nasional anggota dari asosiasi memperoleh pekerjaan baik untuk reparasi kapal maupun pembuatan kapal baru.

Kontrak yang setara dengan Rp950 miliar (asumsi US$1=Rp9.500) itu diperoleh sejak awal tahun sampai saat ini. Nilainya meningkat dibandingkan dengan tahun lalu meski Tjahjono belum memberikan angka ditel persentase.

Kinerja industri itu berbeda dengan tahun lalu karena saat itu sebagian besar anggota asosiasi tidak mendapatkan kontrak lantaran pasar lesu di tengah rendahnya permintaan.

“Rata-rata anggota kami sudah mendapatkan pekerjaan atau order yah baik reparasi maupun kapal baru. Hingga saat ini perkiraan kami nilai kontraknya sekitar US$100 juta, tahun lalu itu kan engga semua anggota dapat kontrak,” katanya dihubungi dari Jakarta, Rabu (10/10/2012).

Menurut dia dari total kontrak tersebut sebagian besar pemesanan diperoleh dari pemerintah untuk jenis kapal roll on—roll off (Ro-Ro) dan kapal perintis.

Kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga sehingga disebut Ro-Ro. Salah satu jenis Ro-Ro adalah kapal penyeberangan atau feri.

Adapun kapal perintis adalah kapal milik pemerintah yang dibangun dengan dana negara guna meningkatkan konektivitas dan pengentasan kemiskinan di daerah tertinggal.

Tjahjono mengatakan pemesanan kapal dari pihak pihak swasta, mayoritas untuk jenis kapal tunda (tug boat) yang dipergunakan untuk fasilitas pendukung pengeboran minyak lepas pantai. Jenis kapal ini bisa digunakan bermanuver terutama menarik atau mendorong kapal lain di pelabuhan dan laut lepas.

Pada pertengahan tahun ini, Iperindo sempat menyatakan sebanyak 19 unit kapal berbagai tipe senilai total Rp2,34 triliun akan dibangun di industri galangan dalam negeri selama tahun ini. Kapal tersebut ditender oleh Kementerian Perhubungan sebanyak sembilan unit dan PT Pertamina sebanyak 10 unit.

Berdasarkan data Indonesia National Shipowners Association (INSA) menyebutkan jumlah kapal niaga nasional sudah bertambah 5.091 unit menjadi 11.132 unit pada Maret 2012 dari Maret 2005 sebanyak 6.041 unit. INSA juga mencatat pada 2008, jumlah kapal tug and barge hanya sekitar 800 set tetapi sekarang jumlahnya sudah naik hampir 100$ menjadi 1.500 set.

Adapun jumlah kapal bulk carrier baru 11 unit milik 2 perusahaan atau 3 perusahaan tapi kini jumlahnya sudah mencapai 75 iunit yang dimiliki oleh sekitar 11 perusahaan.

Tjahjono mengatakan pihaknya bersama Kementerian Perindustrian juga tengah membahas roadmap atau peta jalan industri kapal nasional dan ditargetkan rampung pada pada awal tahun depan.

Road map tersebut akan dapat menjadi rujukan dalam pengembangan industri galangan kapal pada masa mendatang. Road map tersebut, katanya, nantinya disusun jenis dan tipe kapal tertentu yang harus dibangun di dalam negeri oleh industri tetapi hal tersebut secara bertahap.

Dia mengakui pada awal tahun pihaknya sempat menyatakan tengah dalam finalisasi road map tersebut tetapi lantaran pembahasan yang cukup dalam dengan pemerintah dan sampai saat ini masih terus dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya