SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI — Nilai investasi yang masuk Kabupaten Wonogiri hingga triwulan II/2012 mencapai angka yang luar biasa. Data Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Wonogiri merilis nilai investasi menembus Rp514,06 miliar. Capaian tersebut lebih tinggi dari investasi sepanjang 2011 yang hanya Rp211,24 miliar.

Kepala KPPT Wonogiri, Eko Subagyo, menjelaskan investasi di Kota Gaplek selama enam bulan 2012 memang tinggi. Menurutnya, tingginya minat investor masuk ke Wonogiri menunjukkan iklim usaha di kabupaten ini membaik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Nilai investasinya sangat tinggi, setengah tahun saja sudah lebih dari Rp500 miliar,” terang Eko, kepada Solopos.com, Senin (1/10/2012).

Dia membeberkan investasi sebanyak itu paling tinggi disumbang sektor usaha perdagangan dengan 240 investasi baru. Sementara, total jumlah investasi yang masuk ke Wonogiri dalam kurun waktu tersebut mencapai 527 investasi.

Menurut Eko, investasi di sektor lain, seperti pertambangan tidak terlalu tinggi, kendati potensinya besar. Sejauh ini, investasi di sektor pertambangan masih sebatas eksplorasi, belum eksploitasi, sehingga besaran nilai investasi belum bisa diperhitungkan.

“Walaupun kelihatan banyak perusahaan pertambangan masuk, tapi masih sebatas eksplorasi. Nilai investasinya baru bisa diperhitungkan setelah perusahaan mengajukan TDP [tanda daftar perusahaan] yaitu saat mulai eksploitasi,” kata dia.

Di sisi lain, capaian nilai investasi Rp514,06 miliar juga tercatat melebihi target investasi 2012, yang hanya Rp118,8 miliar.

Kepala Kantor Penanaman Modal (KPM) Wonogiri, Stefanus Pranowo, ditemui terpisah, mengatakan capaian nilai investasi telah memenuhi target tahunan yang hanya Rp118,8 miliar. Hal itu, menurutnya, menunjukkan potensi investasi di Wonogiri yang sangat besar. Potensinya pun, kata dia, bukan hanya sektor perdagangan melainkan juga sektor industri pengolahan.

Sebagai contoh, Pranowo mengatakan belum lama ini sejumlah perusahaan tapioka dan turunannya, termasuk tepung modified cassava flour (mokaf), menyatakan minat untuk menyerap produk lokal Wonogiri. Dia menilai jika dalam kurun 2-3 tahun ke depan pemkab sukses mengembangkan 100 hektare lahan singkong, bukan tidak mungkin makin banyak perusahaan berinvestasi di Wonogiri.

“Itu belum ditambah investasi bernilai lebih dari Rp10 miliar yang masuk melalui BKPM [Badan Koordinasi Penanaman Modal],” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya