SOLO—Iklan di media massa tahun ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dari data Serikat Perusahaan Pers (SPS), nilai iklan di media massa tahun ini tumbuh sekitar 20% dibanding nilai iklan tahun 2011.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sekretaris Jenderal (Sekjen) SPS, Ahmad Djauhar, menyampaikan nilai iklan di media massa tahun 2011 tercatat sekitar Rp85 triliun.
”Tahun ini saya kira bisa tembus sampai Rp100 triliun,” kata Ahmad, saat ditemui Solopos.com, di sela-sela kunjungan Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Humas (P2Humas) Ditjen Pajak, ke Griya Solopos, Jumat (9/11/2012).
Ahmad mengatakan pertumbuhan paling fantastis adalah iklan di media online. Meskipun secara nilai, iklan di media online masih jauh lebih kecil dibanding iklan di media cetak. Dia menyebutkan jika tahun lalu iklan di media online masih berkisar Rp400 miliar, tahun ini diperkirakan bisa mencapai Rp1 triliun.
Sementara, iklan di media cetak mencapai Rp24 triliun, di susul iklan di majalah yang nilainya berkisar Rp1,5 triliun. Pertumbuhan iklan di media online ini tidak lepas dari semakin banyaknya masyarakat yang memanfaatkan gadget, untuk mengakses informasi. Beberapa perusahaan media pun mulai mengembangkan bisnisnya ke portal.
Pangsa pasar iklan terbesar, lanjut Ahmad, masih dikuasai media TV, sekitar 60%. ”Nilainya berkisar Rp45 triliun, tahun ini.”
Pada kesempatan yang sama Direktur Eksekutif SPS, Asmono Wikan, menambahkan tahun ini tren pertumbuhan iklan di media online melebihi pertumbuhan iklan di media cetak. Jika dalam kurun waktu lima tahun terakhir iklan di media cetak rata-rata tumbuh 19% hingga 25%, media online mampu tumbuh 30% hingga 35%.
”Tapi, secara nilai memang media online ini masih sangat kecil.”
Dia pun mengatakan 75%-85% iklan di media online masih di kuasai media online besar seperti detik.com, kompas.com, vivanews dan okezone.