SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu kembali mencatat rekor ke level 4.106,822 atau naik 38,75 poin.

Branch Manager UOB KayHian Securities Solo, Edwin Jayandaru, menilai penutupan perdagangan ke level tertinggi sepanjang sejarah itu seolah dipaksakan. “Saya melihat bahwa kenaikan indeks ini seperti dipaksakan. Dari saham-saham yang mengalami kenaikan, terlihat bukan dari saham bluechips, tapi saham-saham kecil yang berada di lapis kedua dan ketiga,” kata Edwin kepada Espos, Minggu (24/7/2011).

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Selama beberapa hari pada pekan lalu, saham juga bertahan pada kisaran level 4.090 poin. Artinya, untuk menembus level 4.100 poin itu sangat mudah dan berada pada jarak yang dekat.

Dari segi market, lanjut Edwin, pada pekan kemarin juga sempat diwarnai tekanan jual pada hari Rabu dan Kamis. Meskipun selalu ditutup positif. “Tetapi, Jumat kemarin volume sudah berkurang. Sehingga saya rasa ini perlu diwaspadai untuk bertransaksi pekan ini.”

Kenapa perlu diwaspadai? Edwin menyampaikan setelah level 4.100 tercapai, beberapa investor justru merasa tidak aman. Ada yang merasa khawatir dengan portofolionya, sehingga saat sudah mendapatkan keuntungan, ia akan jual sahamnya. “Nah, profit taking ini membuat indeks terkoreksi. Tapi prediksinya tidak akan jauh di bawah 4.100,” tambah Edwin.

Masih sama dengan pekan lalu, level 4.000 sudah terlewati. Indeks butuh waktu untuk konsolidasi. “Jika volume beli di level 4.100 itu lebih besar dari pada aksi profit taking kemungkinan indeks bisa bertahan di level tersebut. Tetapi, kalau lebih banyak yang ambil untung, potensi indeks turun akan lebih besar.”

Ia merekomendasikan, saham Bank Mandiri, secara teknikal sedang dalam tren naik. Begitu pula saham BRI. Sektor lain, MNC Group, tren kenaikannya juga diprediksi masih berlanjut pada pekan ini. Selain itu, saham sektor pakan ternak juga bagus.” Sektor properti, lanjutnya, yang dinilai masih oke contohnya Lippo Karawaci. “Kalau Alam Sutera tunggu koreksi dulu, baru buy on weakness.”

Branch Manager PT Mega Capital Indonesia Cabang Solo, Yohanes Tunjung, menambahkan pekan depan indeks diprediksi masih bisa naik. Meskipun, posisi akhir pekan lalu dinilai sudah terlalu tinggi. “Sudah terlalu overheat. Sehingga potensi koreksi tentu ada,” kata dia.

Terlebih, bulan Juli sudah hampir berakhir. “Akhir Juli saya prediksi banyak saham yang dilepas. Terlebih, saat ini sudah menjelang Puasa dan Lebaran.”

Dari luar negeri, laporan keuangan semester I sudah hampir keluar. Beberapa perusahaan di Amerika juga demikian. Investor perlu mempertimbangkan segi fundamental perusahaan. Termasuk, sentimen positif dan negatif. Meskipun selama ini indikator-indikator positif sudah cukup banyak mendorong kenaikan indeks.

“Defisit anggaran Amerika perlu diperhatikan. Meskipun kemarin indeks sudah lumayan bagus, tapi investor harus hati-hati. Kalau indeks menyentuh level 4.133, harus sangat hati-hati.”

Menurutnya, sektor perbanka dan properti sudah naik. “Tapi, pertambangan belum naik. Sehingga bisa diambil. Dan saya sarankan investor untuk bermain jangka pendek atau trading harian. Beli pagi, jual sore.”

Hijriyah Al Wakhidah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya