SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com)--Prediksi ekspor ke Jepang akan membaik segera setelah bencana tsunami Januari silam benar-benar terjadi. Pada Mei ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Solo mencatat nilai ekspor membaik menjadi 9.962,02 kilogram (kg) dengan nilai US$29.136,85. Sebelumnya, ekspor ke Jepang pada April tercatat hanya 1.476,6 kg atau senilai US$5.350,93.

Sedangkan nilai ekspor dari Soloraya minus Solo ke Jepang mencapai 100.032 kg dengan nilai US$984.934. Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Luar Negeri Disperindag Solo, Endang K Maharani mengakui adanya pertumbuhan ekspor ke Jepang. Selama ini, dia menerangkan, ekspor ke negara tersebut didominasi komoditas mebel. Berdasarkan catatan pihaknya pula, selama Mei 2011, ekspor ke Jepang meliputi berbagai macam komoditas, di antaranya mebel, kerajinan kayu, rotan, dan plastik.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

“Kalau ke Jepang memang banyak produk mebel. Karena mebel dari Solo dan Soloraya memang paling dikenal di negara-negara luar, termasuk di Jepang,” terang Endang, saat dihubungi Espos, Selasa (14/6/2011).

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), David R Wijaya, mengatakan ada peluang ekspor ke Jepang menyusul dampak bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Negeri Sakura itu. Ditemui beberapa waktu lalu, David mengungkapkan selama beberapa bulan pascabencana Jepang akan fokus membangun infrastruktur, termasuk permukiman bagi warga yang terkena imbas bencana. Untuk itu, komoditas mebel, khususnya funitur untuk rumah tangga berpeluang masuk pasar Jepang.

(tsa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya