SOLOPOS.COM - Ikan kerapu. (Antara-KKP)

Solopos.com, JAKARTA — Nilai ekonomi ikan kerapu, menurut Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, luar biasa. Potensi ekonomi ikan itu terlihat antara lain dari aktifnya ekspor komoditas tersebut melalui Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.

"Neraca perdagangan mutlak harus positif, sehingga cadangan devisa dari sub sektor ini juga bisa meningkat. Kalau lihat data, neraca kita positif, namun tentu kita ingin naikan secara signifikan. Ini target kita," kata Slamet Soebjakto dalam rilis yang diterima Kantor Berita Antara di Jakarta, Jumat (11/9/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, ikan kerapu punya nilai ekonomi yang luar biasa besar dan tentu aktivitas ekspor yang dilakukan di Kepulauan Anambas juga bisa diikuti di sentral-sentral produksi ikan lainnya.

550 Spesies Mamalia Bakal Ikuti Jejak Mammoth

Berdasarkan data KKP, pada awal September 2020 ini, ada 15 ton kerapu hidup asal Kepulauan Anambas dengan nilai Rp945 juta dikirim ke Hong Kong melalui jalur angkut laut.

Slamet menegaskan KKP terus mendorong aktivitas ekspor produk perikanan budidaya, termasuk ikan kerapu hidup. Ia juga menambahkan Kepulauan Anambas punya potensi sumber daya ikan yang melimpah serta punya aspek geostrategis, yakni letak geografisnya yang menguntungkan secara ekonomi.

"Anambas ini unik dan bisa menjadi pintu keluar untuk aktivitas perdagangan ekspor perikanan, khususnya ke Hong Kong. Karena letaknya yang tidak terlampau jauh, sehingga logistic cost bisa ditekan.  Saya kira, ini konsen kita. Bagaimana sumber daya perikanan budi daya bisa kita manfaatkan secara optimal dan berkelanjutan," tegasnya.

Besarnya 3 Kali Big Ben, Asteroid FR 2010 Hampiri Bumi

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan Kabupaten Kepulauan Anambas, Effi Sjuhairi, berharap pemerintah pusat dapat terus mendukung pembangunan perikanan di Kepulauan Anambas. Baik itu program perikanan tangkap maupun budidaya.

Ekspor Terganggu

Effi Sjuhairi memastikan meskipun frekuensi ekspor agak terganggu, namun pemerintah daerah tetap melakukan ekspor kerapu dan aktivitas budidaya terus berjalan. "Perlu diketahui, semua pembudidaya di Kepulauan Anambas adalah pembudidaya skala kecil, dan yang menjadi mitra mereka adalah pengumpul atau pelaku ekspor yang juga sebagai pembudidaya," katanya.

Effi juga membeberkan bahwa selama kurun waktu Januari 2020 hingga awal September 2020, ekspor kerapu hidup asal Anambas mencapai 76,80 ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp5,28 miliar.

T-Rex, Raja Dinosaurus Tapi Tak Sekuat di Film Jurassic Park

Sebagai informasi, potensi pengembangan perikanan budi daya laut Kabupaten Kepulauan Anambas mencapai 20.998 ha. Potensi itu terdiri atas potensi pengembangan budi daya di kawasan pesisir 1.993 ha dan budidaya di kawasan laut lepas 19.005 ha.

Pada tahun 2019, tercatat produksi perikanan budidaya mencapai 293,49 ton. Nilai produksinya mencapai Rp21,61 miliar.

Sebelumnya, Slamet Soebjakto juga menyatakan perikanan budi daya harus menjadi ujung tombak produksi sektor kelautan dan perikanan Nusantara.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya