SOLOPOS.COM - Pindang kambing dan olahan jerohan kambing bikinan Sinem. (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI - Pindang Kambing atau juga dikenal sebagai petis kambing merupakan kuliner khas Kabupaten Wonogiri. Makanan ini menjadi salah satu makanan yang dirindukan oleh kaum boro yang merantau ke luar daerah.

Ketua Paseduluran Mudo-Mudi Wonogiri (Pandowo), paguyuban warga Wonogiri yang merantau, Arrahman Yuli Hananto, mengatakan setiap daerah di Wonogiri mempunyai kuliner khas masing-masing. Biasanya warga perantauan Wonogiri akan rindu pada makanan yang khas di daerahnya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

"Pengalaman saya sendiri, kaum boro yang berasal dari Kecamatan Manyaran dengan warga asal Ngadirojo mempunyai kerinduan terhadap makanan kampung halaman yang berbeda saat di perantauan," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa (9/3/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Soal Mudik Lebaran, Ganjar: Kalau Prosedur Tak Diperketat, Sebaiknya Dilarang

Salah satu kuliner khas Wonogiri yang tenar di Ngadirojo adalah pindangkambing. Makanan tersebut berbahan dasar tepung tapioka atau tepung gaplek dan kikil kambing. Kuliner khas Wonogiri tersebut berbentuk seperti bubur yang dicampur dengan kikil kambing.

Salah seorang yang bertahan membuat pindang kambing adalah Sinem, 75, warga Dusun Sambirejo RT 001/RW 009, Desa Ngadirojo Kidul, Ngadirojo, Wonogiri. Solopos.com pernah mengunjungi warung pindang kambing milik Sinem itu pada 2017 lalu.

Sejak 1988

Kala itu, Sinem mengaku sudah menggeluti usaha pindang kambing sejak 1988. Bahan membuat pindang kambing berupa kikil kambing, tepung gaplek, dan tulang kambing yang dipotong kecil-kecil. Sedangkan bahan yang lain berupa ketumbar, laos, bawang putih, kemiri, daun salam, dan garam.

Namun Sinem menambahkan pindang kambing buatannya dengan olahan jerohan kambing. “Mulai masak sekitar pukul 12.00 WIB. Pindang kambing dan olahan jerohan kambing dimasak terpisah. Matangnya kira-kira selesai masak pukul 16.00 WIB. Untuk menjaga cita rasa, semuanya dimasak menggunakan kayu bakar,” tutur Sinem kala itu.

Baca Juga: KTNA Sragen Tolak Jatah Pupuk Organik Cair Bersubsidi, Minta Diganti Pupuk Kimia

Bungkus pindangnya pun harus menggunakan daun jati. Sinem enggan menggunakan kertas minyak maupun daun pisang sebagai pembungkus.

“Sebelum matang sudah banyak yang pesan. Baik datang langsung maupun memesan melalui pesan singkat. Pelanggan saya banyak yang berasal dari luar Kecamatan Ngadirojo seperti Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Jatisrono, Kecamatan Wonogiri, dan Kecamatan Jatipuro di Karanganyar,” sambung dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya