SOLOPOS.COM - Pekerja sebuah pabrik jamu tradisional di Nguter, Sukoharjo tengah melakukan pengepakan produk. Nguter akan diresmikan menjadi Kampung Jamu. (Dok/JIBI/Solopos)

Pekerja sebuah pabrik jamu tradisional di Nguter, Sukoharjo tengah melakukan pengepakan produk. Nguter akan diresmikan menjadi Kampung Jamu. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SUKOHARJO – Berbagai acara bakal menyemarakkan peresmian Nguter Kampung Jamu, yaitu peresmian wilayah Kecamatan Nguter yang selama ini memang dikenal sebagai sentra produksi jamu tradisional menjadi kampung jamu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menurut rencana, sedikitnya 2.500 anggota pramuka Sukoharjo dijadwalkan berjajar di ruas jalan sepanjang 3 km, Jumat (23/11/2012) lusa. Para pelajar sekolah dasar itu dilibatkan menyambut pejabat kementerian dan Muspida Sukoharjo yang akan menghadiri pemecahan rekor Muri dalam aksi minum jamu massal di Alun-alun Satya Negara, Sukoharjo. Sementara besok Kamis (22/11/2012) akan diadakan acara Launching Nguter Kampung Jamu dan malam harinya digelar seminar nasional di Wisma Boga, Solobaru, Grogol.

Wakil Ketua Kwarcab 11.11 Sukoharjo Eko Yulianto didampingi pejabat Humas Kwarcab, Suharno, Rabu (21/11/2012) mengungkapkan, dalam kegiatan itu anggota pramuka akan berjajar dari patung jamu di Bulakrejo, Sukoharjo hingga simpang lima atau rumah dinas Bupati Sukoharjo. Ribuan massa itu akan menjadi pendukung sedikitnya 14.000 anggota pramuka yang akan memecahkan rekor Muri dalam aksi minum jamu massal. “Pemecahan rekor Muri melibatkan siswa dari 22 sekolah. Untuk itu panitia juga menyiapkan delapan mobil ambulans sebagai langkah antisipasi jika ada peserta yang terserang penyakit.”

Menurut Yulianto, keterlibatan pramuka tersebut sebagai bentuk dukungan pencitraan Sukoharjo sebagai produsen jamu dan kabupaten pramuka. Pencanangan Kabupaten Pramuka dilakukan Bupati Sukoharjo, H Wardoyo Wijaya pada Oktober lalu. Sebelumnya, Kabag Perekonomian Pemkab Sukoharjo, Priyono, mengatakan, Nguter dijadikan kampung jamu dikarenakan jumlah pengusaha jamu sebanyak 112 pengusaha.

“Data di kementerian, dari 112 pengusaha sebanyak 60 orang di antaranya tergabung dalam Koperasi Jamu Indonesia. Koperasi itu satu-satunya di Jawa. Dari jumlah itu 25% telah terdaftar di Depkes sehingga Sukoharjo dipilih sebagai lokasi launching kampung jamu,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Priyono, pengusaha jamu di Nguter terdiri atas pengusaha kecil hingga besar, dari bakul gendong hingga jamu kemasan. “Konsep kampung jamu nanti layaknya sebuah kampung industri. Warga Nguter telah memulai menanam bahan baku jamu hingga proses produksi. Kami berharap, data by name bakul dan pengusaha jamu terinventarisasi sehingga bisa difasilitasi oleh pemkab. Paling tidak Kecamatan Nguter masuk peta kunjungan wisata, yakni kampung jamu seperti kampung batik di Solo,” katanya.

Priyono menambahkan di setiap desa di Kecamatan Nguter terdapat 50 orang hingga 100 orang penjual jamu gendong. “Saat berkunjung ke luar Jawa seperti Padang, Kalimantan dan sebagainya para bakul jamu berasal dari Jawa, yakni Sukoharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya