SOLOPOS.COM - Kelelawar pemakan serangga Rhinolophus di Gua Gunungsewu. (Istimewa/Buku Sejarah Alam Gunungsewu)

Solopos.com, SOLO – Kawasan karst Pegunungan Sewu yang membentang dari Bantul, DIY, hingga Pacitan, Jawa Timur, termasuk Wonogiri merupakan habitat bagi berbagai makhluk, mulai dari mikroba, tumbuhan, hingga hewan. Beberapa hewan penghuni karst tersebut sering kali ditemukan di dalam gua atau luweng yang terbiasa hidup dalam konddisi lingkungan yang gelap.

Kelompok fauna ini juga mampu bertahan hidup saat musim kemarau yang kering dan gersang. Fauna penghuni wilayah karst.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Fauna penghuni luweng maupun gua harus mampu beradaptasi dengan lingkungan gelap dengan kelembapan tinggi, bahkan minim makanan. Lantas apa saja makhluk penghuni wilayah karst Gunung Sewu? Dihimpun Solopos.com dari buku Sejarah Alam Gunungsewu terbitan LIPI, Kamis (18/2/2021), berikut ulasannya:

Baca juga: Sempat Hilang, Ini Foto-Foto Luweng di Joho Pracimantoro

Ekspedisi Mudik 2024

Udang putih

penghuni luweng
Udang putih Macrobracium poeti di Gua Gunungsewu. (Istimewa/Buku Sejarah Alam Gunungsewu)

Udang putih merupakan kelompok heran invertebrata atau bertulang belakang penghuni luweng atau gua di Pegunungan Sewu. Hewan ini memiliki kemampuan bertahan hidup di tempat gelap dan lembap serta minim makanan.

Bentuk adaptasi sederhana yang dilakukan adalah mata mengecil atau hilang sama sekali. Udang jenis ini bernama Macrobracium poeti yang biasa diteemukan di sungai bawah tanah di Gua Gilap, Ponjong.

Baca juga: 4 Kuliner Tradisional Langka di Solo, Pernah Coba?

Kepting Jacobson

penghuni luweng
Kepting Jacobson, Karstarma jacobsoni, di Gua Gunungsewu. (Istimewa/Buku Sejarah Alam Gunungsewu)

Selain udang, hewan invertebrata lainnya yang bisa ditemukan adalah kepiting jacobson atau bernama latin Karstarma jacobsoni. Hewan ini juga bisa ditemukan di beberapa gua di Gunungsewu, khususnya Kabupaten Gunungkidul. Kepiting ini hanya bisa hiddup di perairan yang bersih dari pencemaran limbah apapun, termasuk limbah rumah tangga.

Ciri khasnya adalah pigmen tubuh meenghilang, sehingga cangkangnya berwarna pucat atau transsparan. Hampir seluruh tubuhnya berwarna putih transparan dengan kaki-kaki meemanjang dengan sungut yang panjang.

Baca juga: Pesta Sabu-Sabu di Rumah, Paman & Keponakan Diciduk Polisi Karanganyar

Kaki seribu

penghuni luweng
Kaki seribu di Gua Gunungsewu. (Istimewa/Buku Sejarah Alam Gunungsewu)

Kelompok kaki seribu atau disebut Diplopoda merupakan penghuni yang sangat mudah ditemukan di dalam gua maupun luweng. Hewan ini terkadang ditemukan bergerombol di atas guano yang tampak seperti mi. Salah satu spesies kaki seribu yang banyak ditemukan di gua-gua di Jawa Tengah adalah Trachyjulus tjampeanus.

Baca juga: Ini Loh Fungsi Luweng di Pracimantoro Wonogiri yang Hilang 

Kelelawar

penghuni luweng
Kelelawar pemakan serangga Rhinolophus di Gua Gunungsewu. (Istimewa/Buku Sejarah Alam Gunungsewu)

Jika berbicara tentang karst dan gua tentu tidak lepas dari kelelawar. Hewan yang dijuluki sang pengembara malam ini merupakan penghuni luweng maupun gua apapun. Hewan ini aktif mencari makan pada malam hari dan kembali ke sarangnya di gua pada siang hari untuk beristirahat.

Salah satu spesies kelelawar yang menghuni gua Gunungsewu adalah Rhinolophus yang memangsa serangga. Kelelawar pemakan serangga berperan sebagai pengatur keseimbangan ekosistem, termasuk mengendalikan populasi serangga yang berpotensi sebagai penyebab penyakit.

Baca juga: Dibanderol Rp200.000, Vaksin Nusantara dr Terawan Kapan Dipasarkan?

Sayangnya, para makhluk penghuni gua dan luweng di kawasan karst Gunungsewu itu terancam kepunahan. Ancaman timbul baik gangguan dari dalam maupun luar gua, berupa wisata penelusuran gua. Oleh sebab itu gua di kawasan karst yang menjadi objek wisata harus dijaga kelestariannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya