SOLOPOS.COM - Kalangan petani menggelar geropyokan tikus di area persawahan Desa Brojol, Miri, Sragen, Jumat (4/6/2021). (Istimewa/Dalyono)

Solopos.com, SRAGEN -- Sebanyak 11.183 ekor tikus sawah mati terbantai dalam kegiatan geropyokan hama tikus di Desa Brojol, Kecamatan Miri, Sragen, sejak Kamis-Sabtu (3-5/6/2021).

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Miri, Sragen, Dalyono, menjelaskan kegiatan geropyokan hama tikus diselenggarakan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Desa Brojol. Sejumlah kelompok tani yang tergabung dalam kegiatan ini adalah Sri Rejeki, Sri Widodo, Sri Rahayu, Dewi Sri dan Sri Makmur.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Geropyokan hama tikus itu digelar sebelum petani mengolah sawah untuk menyambut datangnya musim tanam (MT) III. “Seluruh kelompok tani kompak menghadirkan semua anggotanya. Hari Kamis ada 350 orang yang terlibat dalam geropyokan tikus. Terus pada Jumat, jumlah anggota kelompok tani yang dilibatkan dalam geropyokan tikus bertambah hingga lebih dari 5.000 orang," ujar Dalyono kepada Solopos.com, Minggu.

Baca Juga: Nelayan Juwana Pati Dapat 150 Pelampung dari Kemenhub

“Total ada 11.183 ekor tikus yang berhasil diburu. Kegiatan berlanjut pada hari ini [Minggu (6/6/2021)]. Rencana pada Senin [7/6/2021], desa-desa lain juga menyusul mengadakan kegiatan geropyokan untuk mengendalikan hama tikus,” imbuhnya.

Maraknya hama tikus di area persawahan meresahkan kalangan petani. Pasalnya, hewan pengerat itu biasa merusak tanaman padi hingga putus batangnya.

Kalangan petani desa setempat enggan memasang jebakan tikus yang teraliri listrik demi menghindari jatuhnya korban jiwa. Oleh sebab itu, geropyokan tikus dianggap masih menjadi cara yang efektif dan aman untuk mengendalikan populasi hewan pengerat ini di area persawahan.

Sebagai solusi jangka panjang, saat ini para petani di Kecamatan Miri mulai membudidayakan burung hantu atau tyto alba yang memiliki kemampuan dalam membunuh hama tikus. Satu ekor burung tyto alba bisa membunuh 3-5 ekor tikus setiap malamnya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Selesai, Peta Zonasi Risiko Jangan Disepelekan!

Jika dihitung secara matematis, satu ekor burung tyto alba bisa membunuh 90 hingga 150 ekor tikus tiap bulannya. Apabila dalam satu area persawahan terdapat 10 ekor burung tyto alba, maka tikus yang terbunuh bisa mencapai 900-1.500 ekor tiap bulannya.

“Kami juga sudah memasang 150 unit pagupon atau rubuha [rumah burung hantu] pada bulan puasa lalu. Itu merupakan hasil studi banding kami ke Tlogoweru, Guntur, Kabupaten Demak. Sekarang rubuha baru terisi 5%,” terang Dalyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya