SOLOPOS.COM - Ngayogjazz 2013. (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Harianjogja.com, SLEMAN-Penanggung jawab pagelaran musik Ngayogjazz 2013 Djaduk Ferianto menegaskan musik jazz sebagai bagian dari perlawanan.

Dedengkot grup musik kontemporer Kua Etnika itu mengatakan kehadiran gelaran musik tahunan itu banyak ditunggu masyarakat khususnya pecinta musik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jazz itu lahir karena budaya perlawanan dan kami menyelenggarakan konsep Ngayogjazz di tengah masyarakat sebagai salah satu langkah di mana genre musik ini tidak elit tetapi merakyat,” ujarnya, Sabtu (16/11/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Penyelenggaraan Ngayogjazz 2013, yang kali ini dilaksanakan di Sidoakur Sleman itu, akan terus memertahankan konsep menyatu di tengah alam dan masyarakat. Konsep unik melibatkan warga kampung bakal dipertahankan untuk gelaran tahun tahun mendatang.

Khusus tahun ini, panitia memilih tema rukun agawe ngajazz dimana tagline itu juga menegaskan perlawanan. Kondisi melawan ketidakharmonisan yang kata Djaduk tampak nyata dalam bermasyarakat saat ini.

Menurutnya, kondisi sosial politik banyak timpang, semrawut sehingga idiom rukun agawe ngejazz yang merupakan plesetan dari falsafah Jawa rukun agawe santoso itu pada intinya mengajak kembali untuk hidup rukun berdampingan.

“Jazz di sini sebagai media untuk merukunkan kembali, tidak sekadar bermain diatas panggung tetapi memunculkan perilaku bersosialisasi yang jazz banget, yang santai, rukun, harminis.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya