SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Keluarga Pura Pakualaman menggelar peringatan Tingalan Dalem KGPAA Paku Alam IX ke-76 dalam penanggalan Jawa. Peringatan ini diawali dengan tradisi Ngapem pagi ini, Senin (30/1).

Tradisi ini dilakukan oleh para kerabat Paku Alam, dari adik-adik Paku Alam IX hingga anak dan menantu yang kesemuanya perempuan. Tradisi ini dilakukan setiap tahun dan turun menurun.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Menurut BRAy Atika Suryodilogo, menantu dari anak pertama Paku Alam, tradisi ini dilakukan oleh para perempuan.
“Karena tradisi ini dilakukan di Bangsal Batikan, yaitu Bangsal Keputren, jadi laki-laki memang tidak diperkenankan masuk,” ujar Atika kepada Harian Jogja.

Atika menambahkan, proses satu hari ini adalah membuat apem dan malam hari nanti membuat dua tumpeng dan satu ingkung.

“Nah, besok paginya apem dan tumpeng ini akan dibagikan ke masyarakat. Satu tumpeng di bangsal dan satu lagi di Masjid Besar Pakualaman,” paparnya.

Selain tumpeng dan apem, dalam tradisi ini juga dibuatkan dua macam ketupat. Ketupat Sido Lingguh dan ketupat yang biasa disajikan saat perayaan Idulfitri. Menurut Atika, tradisi Ngapeman ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa.

“Ini hanya sebagai wujud rasa syukur saja. Karena Paku Alam selalu diberi kesehatan hingga umurnya yang kesekian,” pungkasnya.(HARIAN JOGJA/Holy Kartika N.S)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya