SOLOPOS.COM - KBO Satreskrim Polres Boyolali, Iptu Wikan Sri Kadiyono, menyampaikan keterangan mengenai kasus pengiriman pesan kepada peserta vaksinasi yang mengatasnamakan Puskesmas Teras di Mapolres Boyolali, Kamis (29/7/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI — Nano, 57, warga Solo yang mengaku petugas Puskesmas Teras, Boyolali, dan mengirim pesan teror kepada peserta vaksinasi Covid-19 mengaku hanya bermaksud mencandai temannya. Ia pun meminta maaf kepada pihak-pihak yang dirugikan atas perbuatannya.

Identitas Nano sebagai pengirim pesan kepada dua perempuan peserta vaksinasi itu terungkap berdasarkan penyelidikan petugas Polres Boyolali. Nano tak lain adalah teman kerja kedua perempuan tersebut. “Maksudnya hanya bercanda saja. Saya tidak menyangka bakal sampai viral,” kata Nano di Mapolres Boyolali, Rabu (29/7/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Nano juga meminta maaf karena membawa nama Puskesmas Teras untuk meyakinkan temannya itu. Saat mengirim pesan teror kepada peserta vaksinasi itu, Nano mengaku sebagai petugas Puskesmas Teras, Boyolali.

Baca Juga: Terungkap! Pengirim WA Teror Minta Foto Vulgar Ke Peserta Vaksinasi Boyolali Ternyata Teman Kerja Korban

Kepada dua perempuan yang ia kirimi pesan, Nano mengaku bertugas melakukan pemantauan kepada peserta vaksinasi. Untuk keperluan itu pula Nano sempat meminta kedua perempuan itu mengirim foto bagian tubuh tertentu.

“Saya benar-benar minta maaf kepada Ibu Titik Fauziyati sebagai kepala puskesmas [Teras]. Sebab dari kejadian ini nama baiknya menjadi tercemar. Saya minta maaf dan saya tidak akan mengulangi perbuatan saya ini lagi,” ujar Nano.

Berdasarkan catatan Solopos.com, aksi kirim pesan teror kepada peserta vaksinasi di Puskemas Teras, Boyolali, ini terjadi pada akhir Juni lalu. Dua perempuan mengaku mendapat pesan Whatsapp dari seseorang yang mengaku petugas Puskemas Teras setelah mengikuti vaksinasi di puskesmas itu pada 26 Juni 2021.

Baca Juga: Kisah Unik Makan di Warung Saat PPKM di Boyolali: Ngiras 20 Menit Ga Cukup

Korban Sempat Meminta Klarifikasi Puskesmas

Awalnya pengirim pesan mengaku melakukan pemantauan setelah vaksinasi. Namun pesan-pesannya makin meresahkan karena meminta foto bagian intim tubuh kedua perempuan yang dikirimi pesan tersebut.

Kedua perempuan itu lalu meminta klarifikasi ke Puskesmas Teras dan mendapat informasi tidak ada pemantauan kepada peserta vaksinasi itu. Puskesmas Teras kemudian menghubungi polisi dan meminta dilakukan penyelidikan.

Kini kasus itu sudah diselesaikan melalui proses mediasi. Pelaku, korban, dan perwakilan Puskesmas Teras sudah dipertemukan. Kasubag Tata Usaha Puskesmas Teras, Gati Purwaningsih Aminah, mengucapkan terima kasih kepada Polres Boyolali yang telah menangani persoalan tersebut dengan baik.

Baca Juga: Kades Guwokajen Boyolali: Pembebasan Lahan Tol Solo-Jogja Di Klinggen Baru Tahap Penetapan Harga

“Kami ucapkan terima kasih kepada Satreskrim Polres Boyolali. Hal-hal semacam ini sepertinya sepele, tapi sangat buruk dan mencemarkan nama baik Puskesmas. Ini sudah bisa teratasi, pelaku sudah bisa meminta maaf dan kami terima kasih sudah dimediasi seperti ini,” katanya.

Ia berharap ke depan persoalan serupa tidak lagi terjadi, terutama di jajaran layanan kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya