SOLOPOS.COM - Santriwati Ponpes Nurul Hidayah Al Mubarokah, Andong, Boyolali, mengaji diterangi senthir, Jumat (22/4/2022) malam. (Solopos-Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Ratusan santri laki-laki dan perempuan berkumpul di halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hidayah Al Mubarokah, Dusun Tempel, Desa Sempu, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, pada Jumat (22/4/2022) malam. Mereka membawa penerangan tradisional yaitu lampu minyak atau senthir.

Setelah massa terkumpul, mereka berjalan bersama-sama sambil berselawat menuju lapangan yang terletak sekitar 200 meter dari pondok. Sesampai di lapangan, mereka duduk di tikar kemudian meletakkan senthir di dekat mereka. Dipimpin pengasuh Ponpes Nurul Hidayah, Nurrohman, mereka berzikir dan mengaji bersama-sama diterangi nyala senthir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nurrohman mengungkapkan ngaji senthir atau mengaji dengan penerangan senthir adalah cara menyambut lailatul qadar. “Kami agendakan rutin setiap malam Ramadan, terutama di tanggal ganjil kan ada lailatul qadar. Sebelum ini, sejak awal Ramadan, santri-santri mengadakan tadarus Alquran dan mengaji kitab kuning. Malam ini adalah momen yang ditunggu santri-santri,” ungkap Nurrohman kepada wartawan di sela-sela acara.

Baca juga: Hati-Hati saat Mudik, Ini Lokasi Rawan Macet & Kecelakaan di Boyolali

Saat disinggung mengenai alasan mengaji di tempat terbuka dan menggunakan senthir, Nurrohman mengungkapkan itu adalah cara mengenang perjuangan para ustaz dan guru-guru terdahulu yang ketika mengaji belum ada listrik.

Mengingat Perjuangan Para Pendahulu

Nurrohman mengungkapkan kegiatan tersebut rutin diadakan setiap setahun sekali, tepatnya seusai salat tarawih dan pada malam sebelum 21 Ramadan oleh 200 santri dan juga beberapa pengasuh Ponpes Nurul Hidayah.

“Sewaktu pandemi kemarin juga kami adakan, tapi kami jaga jarak mengikuti anjuran pemerintah. Biasanya sebelum pandemi begitu warga-warga juga ikut, tapi ini seadanya oleh santri,” ungkap dia. Ia berharap dengan adanya kegiatan ini anak-anak generasi sekarang dapat mengingat perjuangan para pendahulu yang belajar mengaji.

Baca juga: 620 Personel Gabungan Siap Amankan Mudik Lebaran 2022 di Boyolali

Sementara itu, salah satu santri, Heru Saputra, mengaku telah tiga kali mengikuti ngaji senthir. Ia mengatakan selalu mengikuti kegiatan yang hanya dilaksanakan setahun sekali tersebut.

“Mengaji memakai senthir bagi yang belum fasih membaca mungkin terganggu. Namun, alhamdulillah saya tidak masalah, tetap lancar selama lampunya tidak redup,” kata lelaki 23 tahun tersebut.

Di momen tersebut, Heru mengungkapkan rasa terima kasihnya karena ngaji senthir dapat membuatnya mengingat perjuangan para wali yang saat mengaji hanya diterangi senthir.

Baca juga: Boyolali Aktifkan Lagi Jogo Tonggo Jelang Kedatangan Pemudik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya