SOLOPOS.COM - Ilustrasi bekerja secara online (lightbulbmoments.info)

Setelah terjadinya pandemi virus corona, dunia telah mengalami begitu banyak perubahan dan akhirnya tiba pada fase yang mendapat julukan “new normal.” Apa sih “new normal” itu?

New normal” dalam konteks pandemi Covid-19 merupakan perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal dengan tambahan penerapan protokol kesehatan. Hal itu bertujuan untuk mencegah dan memutus mata rantai penularan virus Covid-19. Prinsip utama dari new normal adalah penyesuaian pola hidup. New normal juga merupakan skenario untuk mempercepat penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan dan juga sosial-ekonomi.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Namun gejolak penyebaran Covid-19 juga memicu banyak pembatasan dengan berbagai kebijakan seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan saat ini sedang berlangsung pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Dalam kondisi pembatasan seperti ini dunia bisnis di Indonesia pun marak mengalami transisi dalam kegiatan operasional mereka lantaran pembatasan ruang gerak atau kapasitas operasional dan industrial selama new normal. Untuk menyiasatinya, kalangan bisnis pun antara lain melakukan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi karyawannya.

WFH menjadi upaya mengurangi kegiatan dan aktivitas masyarakat di luar rumah, sebagai usaha pemutusan rantai penyebaran Covid-19. WFH pada awalnya tentu membuat industri dan pelaku bisnis perlu beradaptasi dengan metode bekerja dari rumah ini. Dengan segala penyesuaian dan persiapan bertahap, WFH sudah tampak tumbuh menjadi budaya kerja baru di Indonesia, sejak awal pandemi pada tahun 2020. Berkaitan dengan ini, banyak orang menyadari bahwa ternyata banyak pekerjaan yang masih tetap bisa berjalan tanpa harus pergi ke kantor.

Membutuhkan Modifikasi

“Selama new normal ini hampir 80% pekerjaan saya dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Sebagai contoh pelatihan yang menggunakan metode Blended Learning adalah BTCLS [Basic Trauma Cardiac Life Support] atau pelatihan dasar bagi tenaga kesehatan dalam menangani kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskular,” ujar Rismanidar dari Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan, saat diwawancarai di rumahnya, Minggu (18/7/2021).

Risman juga menjelaskan new normal membutuhkan modifikasi dalam pelaksanaan pelatihan. Sebelum masa pandemi pelatihan berlangsung secara tatap muka selama empat hari. Sekarang pelatihan berlangsung secara blended learning yaitu tiga hari secara online dan dua hari dengan tatap muka atau luring. Pertemuan tatap muka tetap perlu karena dalam pelatihan tersebut terdapat materi kompetensi keahlian yang harus menggunakan praktik langsung.

WFH pun menjadi budaya yang mulai menjadi preferensi pekerja dan pelaku bisnis, karena lebih cost-effective, tingkat produktivitas meningkat, terhindar dari distraksi di tempat kerja,  serta lebih efisien karena lebih banyak waktu diskusi lewat virtual meeting. Berbicara tentang hal tersebut, WFH sendiri membutuhkan peralatan dan perlengkapan yang memadai untuk bekerja di luar kantor, termasuk, gadget atau komputer, WiFi, sinyal yang kuat, webcam, serta masih banyak lagi.

Adapun hal lain yang dominan berkontribusi terhadap tantangan penerapan WFH ini adalah masyarakat yang gagap teknologi selama era pra-pandemi. Hal tersebut merupakan tantangan yang hadir beriringan dengan efisiensi yang menjadi keunggulan WFH.

“Setiap orang harus siap menghadapi new normal di dunia kerja,” kata CEO perusahaan talent management PT Hai Nick Kreatif Indonesia, Nikita Rosalini dalam wawancara, Minggu (18/7/2021). “Kita perlu terbuka juga untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi. Bersikap lebih fleksibel dan mau belajar hal baru. Perlu memperdalam skill teknologi.” lanjut Nikita.

Dengan pelaksanaan WFH, masyarakat pun terpaksa beradaptasi lebih cepat dengan penggunaan teknologi. Hal ini menjadi tantangan baru bagi masyarakat gagap teknologi, yang tidak terlalu terpapar transformasi digital dalam kegiatan operasional kerja sebelum pandemi.

Kepemimpinan Digital

Plt. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Teguh Widjinarko, mendorong pegawai negeri sipil memiliki kompetensi kepemimpinan digital di era new normal atau kenormalan baru akibat pandemi Covid-19. Menurut dia seperti laporan Merdeka.com, pada era kenormalan baru seluruh aparatur sipil negara (ASN) tidak hanya mengandalkan kompetensi digital semata. Akan tetapi manajemen budaya digital atau pemanfaatan teknologi digital, penting untuk penerapan dalam pekerjaan. Misalnya, selama pandemi Covid-19 penggunaan teknologi dan fasilitas digital sangat perlu untuk menunjang kinerja ASN. Hal ini akibat sebagian besar pekerjaan berjalan dengan sistem jarak jauh.

Perubahan budaya kerja ini juga terasa bagi Almira Genesia, Conference Associate, International Data Corporation (IDC) Indonesia. “Kerasa ya kalo lagi ada event sama government, memang kalau semasa pra-pandemi tuh susah untuk get in touch. Kalau sekarang sedikit lebih mudah. Awalnya online presence mereka agak sulit gitu ya, namun sekarang udah lebih responsif dan kolaboratif sih jadinya,” ujar Almira dalam wawancara melalui telepon, Kamis (22/7/2021).

Meski merupakan tantangan untuk melek digital di awal, namun sekarang sudah semakin merata kesadaran digital di tengah masyarakat Indonesia. Pelaku UMKM yang terbiasa berjualan dan bertemu dengan pembeli secara offline atau langsung, kini terdorong masuk ke channel online, baik melalui media sosial hingga marketplace.

Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa hikmah “New Normal” adalah sebagai momentum masyarakat untuk sadar teknologi digital dalam kegiatannya sehari-hari.

Nurhayati (istimewa/dok. pribadi)
Nurhayati (istimewa/dok. pribadi)

Nurhayati, penulis adalah mahasiswa LSPR Communication and Business Institute, Jakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya