SOLOPOS.COM - Wanita melindungi wajah dengan masker. (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI — Skema new normal atau kenormalan baru di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) mulai dipersiapkan sejak Sabtu (30/5/2020). Protokol kesehatan menjadi kewajiban yang harus dijalankan di semua sektor saat new normal.

Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali, Masruri, mengatakan Boyolai saati sedang persiapan menuju kenormalan baru setelah adanya wabah virus corona (Covid 19).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Saat ini baru persiapan [untuk new normal]. Untuk Juni ini ASN [aparatur sipil negara] akan kami masukkan 50% dulu. Kami ikuti edaran Menpan [Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Menpan RB)] dan Mendagri [Menteri Dalam Negeri]," kata dia kepada Solopos.com, Sabtu.

Dia mengatakan untuk operasional ASN atau PNS nantinya tetap akan memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan faktor kesehatan. Beberapa PNS boleh tidak masuk.

"Untuk [ASN] yang dari luar daerah supaya tidak masuk dulu. Orang dengan sakit pembawaan jangan masuk dulu. Orang yang di dukuhnya ada karantina dukuh, tidak masuk dulu. Hamil tidak masuk dulu, menyusui tidak masuk dulu, untuk ASN," lanjut dia.

Sedangkan untuk pelayanan publik, Masruri menegaskan Pemkab Boyolali tetap menjalankan pelayanan publik meski di masa pandemi Covid 19. "Untuk pelayanan publik jalan terus. Kami tidak memberhentikan pelayanan publik sejak awal, jalan terus. Tapi protokol kesehatan harus dijalankan," terang dia.

Dalam rangka menuju new normal, Pemkab dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Boyolali akan gencar melakukan sosialisasi protokol kesehatan. "Perbub [Peraturan Bupati] sudah disusun. Kalau di luar [rumah] tidak pakai masker, akan ada sanksinya," lanjut Masruri.

Kasus di Boyolali

Di sisi lain, kasus positif Covid 19 di Boyolali masih terus muncul. Meskipun untuk kasus yang dinyatakan sembuh juga terus bertambah.

Berdasarkan data Pemkab Boyolali di laman Covid19.boyolali.go.id, pada Minggu (31/5/2020), jumlah kasus positif Covid 29 di Boyolali ada 26. Dari jumlah itu, 14 orang sudah dinyatakan sembuh dan satu orang meninggal dunia.

Masruri yang juga Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Boyolali mengatakan sejauh ini pola persebaran Covid-19 di Boyolali terjadi melalui pola transmisi impor dari daerah lain dan transmisi lokal.

"Tapi untuk yang lokal kebanyakan baru di lingkungan keluarga. Misalnya ada suami terkena, kemudian yang ikut terkena istri atau keluarganya, belum ke orang lain," katanya.

Dia berharap secepatnya kondisi di Boyolali segera hijau atau bebas dari persebaran Covid 19.

Sementara itu Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Boyolali, Suyitno, mengatakan selama pandemi Covid 19 pelayanan di Disdukcapil berjalan menggunakan aplikasi online. "Pemohon dokumen kependudukan tinggal mengambil, membawa berkas," kata dia kepada Solopos.com, Sabtu.

Sedangkan meknisme pengambilan berkas kependudukan juga dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Pelayanan dilakukan melalui loket jendela. "Ruang tunggu sudah diatur. Ada fasilitas cuci tangan, kemudian semua wajib bermasker," terangnya.

Pelayanan dengan konsep online dinilai cukup efektif. Dengan begitu ke depannya pelayanan kependudukan akan dilakukan secara online.

"Sebelum pandemi ini antrean banyak. Dengan online, bisa mengurangi antrean, kami upayakan online. Untuk pengambilan dokumen, kecuali yang ada perubahan dan harus ke dinas, cukup dilakukan di kecamatan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya