SOLOPOS.COM - Area pemukiman New Delhi diselimuti kabut asap. (Reuters)

Solopos.com, NEW DELHI — Ratusan juta orang India Utara terbangun karena udara beracun setelah perayaan Diwali, pada Minggu (15/11/2020). New Delhi diselimuti kabut tebal, dengan tingkat polusi rata-rata lebih dari sembilan kali lipat yang dianggap aman oleh WHO.

Rekam dan Sebar Aksi Pelecehan Anak, Sindikat Internasional Akhirnya Diringkus

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir Reuters, Senin (16/11/2020) udara beracun ini disebabkan karena banyaknya orang yang menentang larangan penggunaan petasan saat perayaan Diwali. Diwali sendiri merupakan festival cahaya hindu paling populer bagi umat hindu di India.

Tradisi yang sering dilakukan saat perayaan Diwali antara lain menyalakan kembang api, menyalakan lampu minyak, dan mengunjungi kerabat. Pada perayaan Diwali 2020 ini, Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal telah melarang penggunaan dan penjualan petasan sebelum Diwali, tetapi kebijakan tersebut sulit diterapkan.

Banyak orang yang merayakan festival tersebut dengan melepas kembang api dengan jumlah besar hingga Minggu pagi. Hal ini memicu pencinta lingkungan marah, dan banyak warga yang mengeluh di media sosial tentang kesulitan bernapas dan mata pedih.

Jalan Panjang Transgender Mesir Farida Aly Hingga Boleh Operasi Ganti Kelamin

“Dewa kami pasti sangat bahagia hari ini, sehingga pengikut mereka memecahkan petasan dan mencekik anak-anak muda hingga putus asa dan mati,” kata Vimlendu Jha, pendiri kelompok lingkungan nirlaba Swechha.

Memburuk pada Oktober

Beberapa orang membela bahwa petasan adalah bagian penting dari tradisi agama yang dirayakan oleh jutaan orang di seluruh negeri. “Apakah Anda menyadari bagaimana seluruh India, semua tempat berdiri menentang larangan cracker? Ini seperti sebuah bentuk seruan perjuangan kemerdekaan Hindu,” twit Tarun Vijay, Pemimpin Partai Bharatiya Janata Perdana Menteri Narendra Modi.

Polusi udara New Delhi biasanya memburuk pada Oktober dan November. Hal ini disebabkan seringnya petani membakar limbah pertanian, pembangkit listrik tenaga batu bara, lalu lintas yang padat, dan jarangnya angin pada bulan-bulan tersebut.

Polisi Belanda Tangkap Pelaku Penembakan Kedutaan Arab Saudi

Selama pandemi Covid-19 ada 400.000 kasus di kota yang memiliki penduduk 20 juta jiwa ini, meningkatkan kewaspadaan atas kabut asap tersebut. Para dokter pun telah memberikan peringatan peningkatan tajam penyakit pernapasan.

Kota-kota di negara bagain Punjab, Uttar Pradeh, Haryana, Bihar, dan New Delhi menjadi kota yang memiliki udara teburuk di dunia. Menurut data dari Badan Pengendalian Polusi Pusat India, rata-rata indeks kualitas udara yang diukur di berbagai tempat di kota-kota besar di negara bagian ini, lebih tinggi dari tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya