SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Menjamurnya bisnis laundry di Jogja akhir-akhir ini dapat memberikan manfaat karena membuka lapangan kerja baru. Namun di sisi lain, tak jarang pelaku bisnis ini meninggalkan permasalahan lingkungan karena membuang limbah deterjen bekas cucian langsung ke selokan pembuangan yang diteruskan ke sungai.

Menurut Getty Rajasa, 28, salah seorang peneliti dari Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), limbah deterjen mengandung beberapa unsur seperti fosfat. Jika jumlahnya melebihi ambang batas, unsur tersebut dapat menyebabkan menjamurnya bakteri patogen seperti E.Coli.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bayangkan jika bakteri tersebut menjamur di sungai dan air tanah, kemudian dikonsumsi manusia, tentu akan menganggu kesehatan,” ujarnya kepada Harian Jogja, Senin (1/8) siang.

Ia sendiri kini berhasil membuat reaktor pengolahan limbah untuk menetralkan zat berbahaya yang dikandung deterjen. Reaktor tersebut berisi lembaran mikroorganisme yang disebut mikrobentos, dan diambil dari lingkungan sekitar seperti di pantai.

“Teknologi semacam ini sebenarnya sudah diciptakan di Jerman, tapi kalau diterapkan di Indonesia akan mahal harganya, dan kadang iklimnya tidak cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme [mikrobentos],” tambahnya lagi.

Oleh karena itu Getty mengklaim penelitiannya yang sudah diujicobakan ke bisnis laundry, sanggup menurunkan kadar zat berbahaya yang terkandung dalam deterjen sebesar 95 persen. Air hasil pengolahan dari reaktor tersebut bisa digunakan untuk menyiram tanaman, serta meningkatkan unsur hara pada tanah secara perlahan.(Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

Foto Ilustrasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya