SOLOPOS.COM - Gareng, 40, mengangsu di Kali Gantol di tepi jurang Dukuh Grintingan, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jateng, Senin (6/7/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Gareng, 40, ngos-ngosan ketika menaiki anak tangga di tebing curam, tepi jurang wilayah Dukuh Grintingan, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kedua tangannya membawa jeriken penuh air masing-masing ukuran 20 liter.

Sesekali dia berhenti mengambil napas dalam-dalam sebelum kembali membawa kedua jeriken menuju sepeda motornya. Gareng beserta istrinya baru saja mengisi air pada kedua jerikan dari bak kecil di ujung anak tangga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak perlu waktu lama bagi Gareng dan istrinya mengisi jeriken hingga penuh lantaran air bak melimpah. "Ini baru pertama ambil air di sini," kata Gareng saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (6/7/2020).

Oleh warga Dukuh Grintingan, kawasan yang digunakan Gareng untuk mengambil air tersebut diberi nama Kali Gantol. Tak seperti namanya, kawasan yang digunakan untuk mengambil air itu bukan sungai, melainkan tebing curam di dekat jurang.

Byur… Bocah 3 Tahun di Grobogan Tercebur Sumur Saat Bermain di Rumah Kosong

Air yang memenuhi bak penampungan berasal berasal dari aliran-aliran kecil atau ngitir-itir pada dinding tebing yang dipenuhi pepohonan dan akar. Aliran air muncul dari berbagai lokasi dinding tebing. Airnya bening dan dingin.

Kali Gantol berjarak sekitar 350 meter dari tepi jalan perkampungan lereng Gunung Merapi itu. Untuk menuju lokasi tersebut, warga harus melintasi jalan setapak di tengah ladang dan hanya muat untuk dilintasi satu sepeda motor.

Pada ujung jalan, warga kembali berjalan kaki menuruni anak tangga sebelum tiba di kawasan Kali Gantol. Untuk menuju kawasan tersebut, warga harus berhati-hati. Pasalnya, kawasan itu berbatasan langsung dengan lembah sedalam puluhan hingga seratusan meter.

Salah melangkahkan kaki, bisa-bisa terperosok ke dasar lembah. Sebagai pengaman, warga secara swadaya sudah membangun kawasan Kali Gantol dengan anak tangga permanen dan pagar pengaman.

Andalan

Kawasan Kali Gantol menjadi andalan warga di salah satu dukuh di Kemalang, Klaten itu untuk memenuhi kebutuhan air bersih saat kemarau tiba. Saban hari, warga berbondong-bondong mendatangi tempat tersebut untuk mengangsu.

Salah satu warga Grintingan, Jumini, 30, mengatakan sekitar sepekan terakhir warga mulai meramaikan kawasan Kali Gantol. Pasalnya, stok air hujan yang tertampung pada bak penampungan rumah sudah habis. "Waktu warga datang ke Kali Gantol tidak menentu. Kalau banyak yang datang, ya antre," kata Jumini.

Jumini menjelaskan ketika antrean banyak dan tak ada air tersisa pada bak penampungan, warga harus menunggu bak penampungan terisi oleh air pada dinding tebing yang mengalir kecil. Tak jarang warga mengisi jeriken secara langsung dari dinding tebing.

"Bisa mengisi jeriken hingga penuh itu sekitar dua jam," jelas Jumini.

Tabrak Lari di Palang Joglo Solo, Sopir Truk Kabur Setelah Lindas Pengendara Motor

Warga Dukuh Grintingan lainnya, Lukito, 40, mengatakan Kali Gantol menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan air bersih secara turun temurun. Kawasan itu dibangun warga dengan membuat anak tangga serta membangun lantai di tepi tebing beserta pengamanan sebagai antisipasi risiko terjatuh ke dasar lembah.

"Kalau dulu mengambil air dari Kali Gantol dengan dipanggul dan berjalan kaki. Kalau sekarang diangkut menggunakan sepeda motor," urai dia.

Pompa Rusak

Lukito mengatakan warga sebenarnya sudah memasang pompa secara swadaya untuk mengalirkan air dari Kali Gantol ke bak penampungan air di tengah permukiman Grintingan. Dengan cara itu, warga tak harus berbondong-bondong mendatangi jurang.

Namun, pompa air rusak hingga mengharuskan warga mendatangi Kali Gantol untuk mengangsu. Lukito menjelaskan selain mengandalkan dari Kali Gantol, selama ini warga Grintingan memenuhi kebutuhan air bersih dengan membeli dari para supplyer.

Kuota PPDB Belum Terpenuhi, SMP di Pinggiran Klaten Pasrah

Harga satu tangki air bersih ukuran 5.000 liter yang diangkut hingga ke wilayah Grintingan dibeli seharga Rp350.000. Ribuan liter air bersih itu untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga serta ternak selama dua pekan.

"Kalau kondisi warga tidak mampu, mereka tetap ambil di Kali Gandol," tutur dia.

Desa Tegalmulyo di Kemalang, Klaten menjadi salah satu desa langganan krisis air bersih saban kemarau tiba. Pada kemarau 2020 ini, pemerintah desa setempat sudah meminta bantuan dropping air bersih ke BPBD Klaten.

"Permintaan kami sekitar 130 tangki air bersih," jelas Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, mengatakan sudah ada 20 desa yang tersebar di enam kecamatan mengajukan permintaan bantuan air bersih ke BPBD. Penyaluran mulai dilakukan pada pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya